Lampu di hotel tersebut menggunakan sensor otomatis yang tergantung apakah ada terdeteksi gerakan dari seseorang atau tidak. Jika terjadi pergerakan, lampu ini akan menyala sendiri.
Kemudian, apabila dalam 60 detik tidak lagi terdeteksi adanya gerakan seseorang, lampu tersebut akan mati dengan sendirinya.Â
Itulah yang saya alami di hotel tersebut di atas. Makanya, ketika saya belum jauh keluar musala, lampu pun sudah mati lagi.
Jadi, berbeda dengan lampu yang memakai sensor cahaya yang biasa dipasang di teras rumah. Kalau yang model begini, cukup efektif bagi rumah kosong yang ditinggal penghuninya ketika mudik lebaran.
Tampaknya, bagi mereka yang anggota keluarganya sering lupa mematikan lampu ketika tidak digunakan, mengganti lampu dengan jenis sensor otomatis berdasarkan pergerakan, bisa menjadi solusi menghemat pemakaian listrik.
Jika membayar mahal tagihan listrik karena memang sering digunakan, tentu sudah konsekuensinya. Tapi, tagihan mahal karena kelalaian kita yang tidak mematikan lampu ketika tidak dipakai, ini namanya ketelodoran.
Apalagi bila tagihan yang mahal tersebut, telat dibayar, bisa memunculkan denda tagihan listrik yang jelas makin memberatkan.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H