Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Dewi Novita, Camat Terbaik yang Jadi Korban Konten ala CFW

12 Agustus 2022   06:11 Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:12 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam Citayam Fashion Week (CFW) cepat sekali menyebar. Sekarang, banyak sekali anak muda di berbagai kota yang ikut-ikutan berlenggang lenggok dengan gaya anak Citayam di zebra cross yang ada di kota setempat.

Padahal, di Jakarta sendiri, CFW menimbulkan respon yang terbelah di antara para pemangku kepentingan di ibu kota. Ada yang membolehkan, dan ada yang melarang karena mengganggu ketertiban.

Akhirnya, CFW diperbolehkan di akhir pekan dan itupun diawasi oleh sejumlah petugas. Tapi, dugaan bahwa CFW hanya sekadar tren sesaat dan akan habis dengan sendirinya, bisa terbantahkan dan justru menular ke kota lain.

Dan yang mengikuti gaya CFW bukan lagi remaja bergaya khas anak pinggiran, tapi justru mereka yang lebih dewasa dan berasal dari kalangan menengah ke atas.

Di Jakarta, beberapa selebriti papan atas pernah memanfaatkan kawasan Dukuh Atas sebagai ajang untuk membuat konten media sosial. Dukuh Atas adalah tempat aksi remaja CFW digelar selama ini.

Para pejabat pun tak urang juga ketularan, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Kemudian, ada berita terbaru, seorang camat di Payakumbuh, Sumbar, telah menjadi korban gara-gara konten ala CFW yang dibuatnya. 

Dewi Novita, Camat Payakumbuh Timur, dicopot jabatannya sebagai camat dan dimutasi menjadi Sekretaris Satpol PP Kota Payakumbuh.

Awalnya, berita di media massa dan media sosial cukup heboh juga karena Dewi diberitakan dipecat. Namun, Wali Kota Payakumbuh mengatakan tidak ada pemecatan, hanya mutasi biasa, dan eselonnya tetap sama.

Sebelum adanya pencopotan jabatan itu, nama Dewi Novita mendadak viral di kalangan warganet gara-gara Dewi membuat konten ala CFW di akun tiktok miliknya @dewi.centong. 

Dewi mengubah nama Citayam Fashion Week menjadi Payakumbuh Fashion Week. Ya, mungkin soal gayanya berpose dan menggunakan penyeberangan jalan, meniru CFW.

Tapi, pakaian Dewi sendiri bukan bergaya CFW. Foto yang diposting di akun media sosialnya, ada yang berpakaian dinas, ada juga yang berbaju warna ungu, dan semuanya memakai jilbab.

Masalahnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Payakumbuh, memberikan komentar miring terkait konten Dewi tersebut. 

Menurut Dewi, MUI setempat melaporkannya kepada Wali Kota Payakumbuh. Intinya, penilaian MUI terhadap apa yang Dewi lakukan tidak sesuai dengan norma agama dan adat Minang.

Penilaian MUI yang menurut Dewi tidak obyektif itu telah menghancurkan kariernya yang terbilang cemerlang. Dewi terpilih menjadi camat terbaik se-Kota Payakumbuh dan sedianya akan mengikuti pemilihan di level Provinsi Sumbar.

Wanita kelahiran tahun 1979 dan punya dua gelar akademis itu, Sarjana Sains Terapan Pemerintahan (SSTP) dan Magister Sains (MSi), merasa dizalimi.

Terlepas dari kasus yang menimpa Dewi, ada pelajaran bagi pejabat publik yang gemar membuat konten untuk diunggah di akun media sosialnya. 

Konten tersebut ibarat pedang bermata dua, bisa menaikkan popularitas, tapi juga bisa menuai kecaman. Kebetulan Dewi menerima kecaman dari MUI, tapi kecaman warganet, terkadang jauh lebih kejam.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun