Ungkapan "created by the poor, stolen by the rich" baru-baru ramai di media massa, sebagai respon atas permohonan artis terkenal Baim Wong untuk mendapatkan hak paten atas nama Citayam Fashion Week (CFW).
Jika saja Baim berhasil, maka sebagai artis yang tajir melintir itu, ia bisa dianggap sebagai "mencuri" apa yang dirintis oleh para remaja kelas pinggiran asal Citayam dan sekitarnya dalam kreasi CFW-nya.
Syukurlah, Baim akhirnya mundur dan tidak melanjutkan proses pendaftaran hak paten tersebut, sehingga polemik yang sempat mencuat, menghilang dengan sendirinya.
Tapi, ngomong-ngomong tentang orang kaya, ya katakankah mereka yang tergolong kelas menengah ke atas, menuai untung dari apa yang dirintis warga kelas menengah ke bawah, sebetulnya sudah lama terjadi, dan bahkan dianggap biasa.
Jadi, apa kata orang bahwa "orang kaya makin kaya, sedangkan orang miskin makin miskin", mungkin ada benarnya.Â
Namun, yang lebih tepat adalah, orang miskin pun yang kreatif juga mendapat keuntungan, hanya saja, yang dikeruk orang kaya jauh lebih besar dari yang diperoleh orang kelas bawah.
Artinya, memang yang miskin tidak tambah miskin, namun kesenjangan kesejahteraan antar kelompok atas-bawah ini bisa semakin timpang.
Tapi, ketimpangan tersebut bisa disiasati bila pemerintah berhasil menarik pajak yang bersifat progresif dari kelompok berpunya, dan pajak tersebut digunakan sebagian besar untuk membantu kalangan tak berpunya.
Atau, mereka yang punya kemampuan ekonomi dengan sukarela menambah bantuannya, baik berupa zakat dan sedekah, maupun donasi atau bantuan sosial, kepada masyarakat marjinal.
Apa contohnya "created by the poor, stolen by the rich" yang terjadi sejak dulu? Banyak sekali sebetulnya, tapi beberapa di antaranya akan diuraikan sekilas di bawah ini.