Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bisnis Besar di Balik "Sihir" Sepak Bola, Ada Pencucian Uang?

22 Oktober 2022   06:40 Diperbarui: 22 Oktober 2022   06:46 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dok. independensi.com

Barangkali sudah banyak yang tahu, bola produksi Majalengka, Jawa Barat, dipakai dalam berbagai pertandingan kelas dunia.

Indonesia boleh saja tidak ikut bertanding di Piala Dunia, tapi bola made in Indonesia cukup membanggakan sebagai "wakil".

Untuk Piala Dunia tahun ini yang akan berlangsung di Qatar, giliran bola produksi PT Global Way Indonesia, Madiun, Jawa Timur, yang dipakai (suaramerdeka.com, 21/6/2022).

Belum lagi kalau kita membicarakan jersey pemain dan merchandise klub-klub terkenal, yang juga tak kalah besar nilai bisnisnya.

Tapi, yang sering jadi pertanyaan dan adakalanya susah dicerna nalar, betapa sepak bola mampu menyihir ratusan jutaan penggila bola di seluruh dunia, yang merupakan suporter fanatik dari berbagai klub.

Tentu saja, di antaranya termasuk kelompok suporter yang ada di Indonesia, seperti suporter Arema yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan.

Karena "sihir" itulah, hak siar tayangan langsung pertandingan sepak bola sangat mahal harganya. 

Tapi, stasiun televisi yang memperoleh hak siar tetap menuai untung, karena para sponsor demikian banyak.

Dampak ikutannya, komentator dan pengamat sepak bola pun bisa menuai honor yang lumayan.

Meskipun ada siaran langsung, penjualan tiket untuk menonton langsung di stadion laris manis pula.

Padahal, untuk menonton langsung pertandingan di Liga Inggris dan liga lainnya di Eropa, relatif mahal, sudah di atas Rp 1 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun