Barangkali sudah banyak yang tahu, bola produksi Majalengka, Jawa Barat, dipakai dalam berbagai pertandingan kelas dunia.
Indonesia boleh saja tidak ikut bertanding di Piala Dunia, tapi bola made in Indonesia cukup membanggakan sebagai "wakil".
Untuk Piala Dunia tahun ini yang akan berlangsung di Qatar, giliran bola produksi PT Global Way Indonesia, Madiun, Jawa Timur, yang dipakai (suaramerdeka.com, 21/6/2022).
Belum lagi kalau kita membicarakan jersey pemain dan merchandise klub-klub terkenal, yang juga tak kalah besar nilai bisnisnya.
Tapi, yang sering jadi pertanyaan dan adakalanya susah dicerna nalar, betapa sepak bola mampu menyihir ratusan jutaan penggila bola di seluruh dunia, yang merupakan suporter fanatik dari berbagai klub.
Tentu saja, di antaranya termasuk kelompok suporter yang ada di Indonesia, seperti suporter Arema yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan.
Karena "sihir" itulah, hak siar tayangan langsung pertandingan sepak bola sangat mahal harganya.Â
Tapi, stasiun televisi yang memperoleh hak siar tetap menuai untung, karena para sponsor demikian banyak.
Dampak ikutannya, komentator dan pengamat sepak bola pun bisa menuai honor yang lumayan.
Meskipun ada siaran langsung, penjualan tiket untuk menonton langsung di stadion laris manis pula.
Padahal, untuk menonton langsung pertandingan di Liga Inggris dan liga lainnya di Eropa, relatif mahal, sudah di atas Rp 1 juta.