Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencari Solusi, Bukan Mencari Siapa yang Salah

19 Juni 2022   05:03 Diperbarui: 19 Juni 2022   08:00 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nasabah dan petugas bank|dok. shutterstock, dimuat quora.com

Tulisan Katedrarajawen berjudul "Omong Kosong Data" (Kompasiana, 16/6/2022), terkait permasalahan m-banking, menarik perhatian saya.

Ceritanya, Bung Kate (demikian saya biasanya menyapa beliau) mendapat pergantian kartu ATM karena kartu yang lama hilang. Masalahnya, penggantian kartu tersebut tidak bisa langsung digunakan untuk aplikasi m-banking.

Ringkasnya, Bung Kate menghabiskan waktu yang lama dan menguras energi, berkali-kali menghubungi petugas bank, termasuk datang langsung ke kantor, hingga ditemukan solusinya.

Nah, terkait dengan peran IT di perbankan, temasuk soal pemakaian kartu ATM dan aplikasi mobile banking atau internet banking, sebetulnya banyak petugas bank di kantor cabang yang belum memahami sepenuhnya.

Bahkan, petugas di call center bank pun yang memang pekerjaannya melayani keluhan konsumen, lebih sering sekadar mencatat masalah dan melimpahkannya ke petugas lain yang diperkirakan mampu melacak masalahnya.

Biasanya, untuk kasus yang berkaitan dengan IT seperti m-banking, masalahnya oleh petugas di kantor cabang akan dilempar ke divisi terkait di kantor pusat.

Perlu diketahui, di bank besar (di Indonesia yang masuk 5 besar adalah Bank BRI, Mandiri, BNI, BCA, dan CIMB Niaga), secara struktur organisasi, yang menangani IT terbagi lagi dalam beberapa divisi.

Nah, menentukan divisi mana yang paling tepat menangani, adakalanya kurang dipahami oleh petugas cabang. Padahal, petugas ini dituntut untuk bisa menjelaskan tahapan proses penyelesaian kepada nasabahnya yang melakukan complain.

Tak jarang, nasabah jadi emosi bila petugas bank menjelaskan dengan kalimat yang ditafsirkan oleh nasbah sebagai kalimat mengambang.

Begitu nasabah emosi, petugas bank yang sebetulnya juga lagi sibuk dengan pekerjaan rutin, akan terpancing emosinya. Akhirnya, kedua belah pihak eyel-eyelan mencari siapa yang salah, lupa dengan mencari solusi atas masalah.

Intinya, dalam berkomunikasi, kedua belah pihak lebih baik mengawali dengan niat baik.  Kedua belah pihak harus saling mendengar dan saling menanggapi secara bergantian. 

Kemudian, pihak yang mengeluh perlu bersabar menunggu proses pelacakan, di mana sesungguhnya sumber masalah. Setelah itu baru bisa ketemu solusinya.

Sekali lagi, yang terpenting adalah mencari solusi, bukan mencari siapa yang salah dan bukan merasa benar sendiri. 

Toh, buat apa mencari siapa yang salah yang akhirnya malah memicu tindakan balasan oleh pihak yang dianggap bersalah. 

Yakinlah, pihak yang akhirnya menyadari kesalahannya dan tidak dipermalukan oleh lawan bicaranya, akan menaruh respek pada lawan bicara.

Kemudian, atas dasar kesalahan yang telah disadarinya itu, tentu ia akan berusaha keras tidak mengulangi hal yang sama.

Kembali ke kasus yang dihadapi Bung Kate, syukurlah beliau sudah melakukan hal itu dengan baik, sehingga akhirnya berhasil menemukan solusi. Sekarang m-banking Bung Kate sudah bisa dipakai lagi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun