Menurut prediksi pengamat ekonomi, diperkirakan tahun depan kondisi Indonesia akan banyak terpengaruh oleh resesi yang melanda banyak negara maju.
Namun demikian, posisi saat ini boleh dikatakan lumayan baik. Meskipun inflasi di negara kita mengalami peningkatan, tapi juga diiringi oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan pencapaian sejumlah negara lain.
Yang jelas, secara kasat mata terlihat bahwa jalan raya di Jakarta kembali macet parah seperti sebelum pandemi. Mal-mal juga kembali dipenuhi pengunjung.
Hal itu menunjukkan terjadinya kegairahan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.Â
Mereka kembali sibuk bekerja di kantor atau tempat lain yang bukan lagi bekerja dari rumah seperti saat pandemi.
Demikian pula konsumsi masyarakat kembali meningkat. Memang, mereka yang pesimis akan menunjukkan angka PHK yang bertambah selama pandemi yang lalu.
Tapi, selain banyak PHK, faktanya sebagian masyarakat masih punya daya beli yang kuat. Lihatlah inden pembelian mobil baru yang melonjak.Â
Mereka yang pergi umroh membludak, begitu pula yang berwisata ke Turki, Dubai, Korea, Eropa, selain ke beberapa negara tetangga.
Untuk dalam negeri, kawasan wisata paling top di Indonesia, Bali, disesaki oleh wisatawan domestik yang bercampur dengan wisatawan mancanegara.
Konsumsi yang tinggi itu, jika dilihat oleh para produsen pemilik usaha, artinya irama kerja mereka mulai normal kembali, sehingga para karyawan berbagai perusahaan pun bergairah.
Kegairahan bekerja secara produktif, bagi yang bekerja di perusahaan yang reputasinya bagus, bisa berarti memberi peluang peningkatan karier bagi karyawan yang berhasil mencapai target.