Pencinta sepak bola nasional terlanjur mengharapkan yang lebih dari itu itu, yakni medali emas, karena PSSI telah merekrut pelatih sekelas Shin Tae Yong.Â
Sedangkan untuk bulutangkis, dengan perolehan dua medali emas di nomor ganda putra dan ganda putri, sebetulnya juga tidak jelek, meskipun posisi Indonesia masih di bawah Thailand yang mengoleksi 4 medali emas.
Untuk beregu putra dan putri, medali emas diambil Thailand. Tapi, perlu diingat, kekuatan terbaik Indonesia untuk putra, memilih tampil di Thomas Cup ketimbang SEA Games.
Indonesia boleh berduka karena kegagalan timnas sepak bola dan juga bulutangkis yang di bawah Thailand. Tapi, kita perlu mengapresiasi sejumlah cabang olahraga yang berhasil menyumbang banyak medali emas.
Cabang olahraga dimaksud adalah menembak, panahan, kano, dan dayung, yang masing-masing menyumbang 5 medali emas atau lebih. Tanpa itu, tak mungkin Indonesia nangkring di peringkat 3 perolehan medali.
Di lain pihak, medali emas yang potensial kita dulang, ada yang melayang. Seperti sprinter yang pernah juara dunia junior, Lalu Muhammad Zohri, ternyata kali ini tidak beruntung meraih medali apapun.
Yang juga mengenaskan, cabang pencak silat yang merupakan olahraga beladiri asli Indonesia, hanya berhasil meraih satu medali emas. Jauh di bawah yang diharapkan masyarakat.
Namun, jika kita fokuskan pada olahraga yang bersifat permainan, masyarakat kita juga perlu salut dengan hasil yang diraih timnas basket dan voli.
Masyarakat kita pasti sangat mengenal olahraga basket dan voli. Itulah cabang olahraga yang paling banyak dimainkan di sekolah-sekolah karena masing-masing sekolah biasanya punya lapangan.
Nah, pada SEA Games kali ini, timnas basket putra menorehkan prestasi yang menjulang tinggi, yang nyaris menjadi mission impossible.
Sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di SEA Games, inilah pertama kalinya mendulang emas dari bola basket, dengan menumbangkan langganan juara, Filipina. Skor akhirnya sangat ketat, yakni 85-81 untuk Indonesia.