Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memupus Arogansi Kampus Unggulan dan Fakultas Favorit Melalui PMM

23 Mei 2022   06:12 Diperbarui: 23 Mei 2022   06:13 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan mahasiswa|dok. detik.com/Femi Diah

Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama satu semester dari satu pulau ke pulau lain.

Pada program tersebut, mahasiswa akan belajar kebhinekaan lewat Modul Nusantara, mata kuliah, dan aktivitas terkait sepanjang pertukaran di kampus lain.

Kata kuncinya adalah soal kebhinekaan, bahwa negara kita yang heterogen dilihat dari suku, agama, budaya dan bahasa ibu, harus senantiasa memelihara rasa persatuan dan kesatuan, dan saling menghargai antar sesama.

Jelas, secara konsep, PMM sangat bagus dan perlu disambut dengan antusias oleh semua pihak terkait, dan terutama tentu oleh para mahasiswa itu sendiri.

PMM tidak hanya memperkaya pengetahuan dan menambah wawasan, tapi sekaligus menjadi ajang mengasah soft skill dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang lain.

Indeks prestasi akademik yang tinggi yang diraih seorang mahasiswa, tanpa dibarengi soft skill yang juga tinggi, bisa menjadi faktor penghambat dalam berkarier nantinya.

Namun, paling tidak, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian agar PMM bisa berhasil sesuai yang diharapkan.

Pertama, perlu pendekatan khusus kepada kampus-kampus yang termasuk perguruan tunggi "papan atas" di tanah air, agar bisa sepenuh hati menerima mahasiswa dari perguruan tinggi "papan tengah" atau bahkan "papan bawah".

Selama ini mungkin kurang disadari bahwa mahasiswa dari beberapa kampus unggulan, yang mayoritas berada di Pulau Jawa, bisa jadi memandang enteng mahasiswa luar Pulau Jawa.

Sebetulnya, dengan PMM, tersirat ada tugas khusus bagi perguruan tinggi di Pulau Jawa agar concern dengan perkembangan perguruan tinggi luar Jawa, baik melalui pembinaan langsung maupun tidak langsung.

Kedua, agak mirip dengan hubungan antara kampus unggulan dan non unggulan, ada kesan bahwa juga terjadi gap antar fakultas atau antar disiplin ilmu.

Mahasiswa dari fakultas favorit, katakanlah seperti kedokteran dan teknik, barangkali merasa lebih hebat dari mahasiswa yang belajar di fakultas sastra, budaya, ilmu administrasi, atau disipilin ilmu sosial lainnya.

Nah, dengan PMM, seolah-olah menjadi peringatan, bahwa pada dasarnya semua disiplin ilmu itu penting dan bahkan saling terkait atau saling membutuhkan.

Mahasiswa kedokteran yang kurang wawasan ilmu sosialnya, bisa jadi nantinya akan sulit beradaptasi ketika bertugas di kawasan terpencil.

Demikian juga mahasiswa teknik yang katakanlah jago merancang sebuah mesin atau robot, pada akhirnya membutuhkan tambahan pengetahuan di bidang ekonomi bila nanti berniat memasarkan temuan-temuannya itu.

Dengan berinteraksinya banyak mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, tentu mereka akan saling berdiskusi dan otomatis terjadi saling berbagi pengetahuan.

Jelaslah, betapa berharganya program PMM dan selayaknya dimanfaatkan oleh mahasiswa yang memenuhi syarat. Yang penting ikut seleksi terlebih dahulu.

Bagi mahasiswa dari Pulau Jawa, inilah kesempatan untuk mengenal secara langsung kondisi di luar Jawa. Jangan mengira PMM hanya menguntungkan buat mahasiswa luar Jawa, yang di Jawa pun juga beruntung.

Kapan lagi ada kesempatan sebaik yang ditawarkan PMM agar para mahasiswa mengeksplor daerah lain di luar kediamannya selama ini.

Nusantara kita ini sangat indah, masyarakatnya ramah dan masing-masing punya adat dan budaya yang menarik. Sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. 

Jangan sampai generasi muda kita lebih mengenal Singapura, atau bahkan Korea, ketimbang berbagai daerah di negara kita sendiri.

Nantinya, ketika peserta PMM sudah lulus dan terjun dalam berbagai bidang pekerjaan, diharapkan punya pemahaman kebangsaan yang kokoh.

Dengan demikian, saat mereka nantinya sudah menjadi pemimpin di berbagai instansi atau perusahaan, akan berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun