Hanya bentuknya yang berbeda-beda. Ada yang seperti kotak, ada yang bulat, dan ada juga yang pipih. Tapi, semuanya sama-sama punya nilai seni di mata saya.
Biasanya, setelah ngobrol-ngobrol selama 15-20 menit menit dengan posisi lesehan di atas karpet yang digelar di ruang tengah rumah, tamu pun pamit.
Saat akan pamit tersebut, beras yang dibawa tamu akan disalin oleh tuan rumah dan mengembalikan wadah yang sudah kosong ke pelayat.
Tak ada kewajiban mengisi wadah kosong tersebut sebagai balasan pemberian. Hanya, jika nanti keluarga si pelayat ada yang meninggal, ketika itulah saatnya membalas dengan juga membawa beras.
Demikian sekelumit tentang tradisi melayat di Sumbar. Memang, setiap daerah punya tradisi yang berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H