Tapi, tetap saja tiket pesawat diburu calon penumpang yang sudah punya dana yang mencukupi. Terlambat sedikit memesan tiket melalui aplikasi tertentu, bisa kehabisan tiket di tanggal yang diinginkan.
Atau, bisa saja tiket masih tersedia, namun dengan tarif yang sudah sangat mahal. Untuk ukuran Jakarta-Padang, tarif Rp 1,8 juta ke atas sudah tergolong sangat mahal.
Namun demikian, sekarang pemudik tujuan Padang dan berbagai kota di Sumatera Barat, masih punya pilihan lain, yakni naik bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang melayani trayek Jakarta-Sumbar.
Meskipun bus juga menaikkan tarif, tapi masih terjangkau oleh banyak orang. Sebelum puasa, tarif bus eksekutif Jakarta-Padang rata-rata Rp 500.000. Sekarang naik menjadi Rp 600.000.
Perlu diketahui, angkutan bus jarak jauh sudah sangat lama mati suri. Dan itu bukan karena pandemi seperti yang dialami bisnis penerbangan.
Ketika harga tiket pesawat sangat murah jauh sebelum pandemi, saking murahnya malah tak berbeda jauh dengan tiket bus, betul-betul membuat penumpang tidak melirik bus.
Justru saat pandemi, bisnis bus antar kota mulai sedikit menggeliat karena penumpang pesawat yang tidak nyaman dengan kewajiban tes Covid, memilih naik bus.
Apalagi, khusus untuk penumpang tujuan Sumatera, dengan beroperasinya jalan tol dari Bakauheni-Palembang, waktu tempuh bus tujuan berbagai kota di Sumatera menjadi lebih pendek.
Sebagai respon atas melonjaknya penumpang, pengelola bus menambah frekuensi keberangkatan dari Jakarta ke berbagai kota di Sumbar.Â
Di samping itu, muncul pula perusahaan angkutan bus baru dengan kendaraan yang juga baru, menambah semaraknya persaingan antar perusahaan angkutan bus jarak jauh.
Sebetulnya, bagi pemudik tujuan Padang, masih ada pilihan lain selain pesawat dan bus, yakni naik kapal. Namun, karena keterbatasan armada, frekuensi perjalanannya pun sangat sedikit.