Adapun untuk membeli baju lebaran bagi 3 orang anak kami, kami membelinya di toko pakaian. Biasanya berupa pakaian jadi. Sesekali ada juga membeli bahan untuk dijahitkan oleh penjahit profesional.Â
Tapi, kebiasaan membelikan baju anak untuk lebaran hanya berlangsung ketika anak-anak kami masih kecil. Sekarang, mereka lebih suka membeli sendiri, terkadang membeli secara online.
Namun, tanpa mengecilkan arti lebaran, kami sekeluarga tidak mentradisikan harus memakai baju baru saat lebaran. Jadi, membeli baju ketika dibutuhkan saja. Demikian juga untuk baju lebaran 2022, hingga saat ini belum terpikir untuk membelinya.
Lagi pula, saya sering gusar melihat lemari baju yang sudah sesak. Makanya, jika menurut saya baju lama masih bagus, tak harus membeli baju baru.
Soalnya, kami mengalami kesulitan dalam membereskan baju-baju itu. Maksudnya, baju lama sebaiknya disortir, sebagian untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan. Namun, sering kami tidak sempat melakukannya.
Ya, begitulah perkembangan zaman. Ketika ibu-ibu rumah tangga banyak yang menjadi wanita karir, mereka berpikir praktis saja dengan menggunakan penjahit profesional.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H