Kasus ini sudah ditangani oleh Polsek Tamansari yang mendapat laporan dari pihak hotel. Windi dan A telah ditangkap pada Senin (21/2/2022) dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dari peristiwa di atas, tentu banyak hal yang dapat dipetik sebagai pelajaran. Sungguh terlalu besar taruhannya, bila demi memperindah payudara, justru nyawa melayang.
Bahwa keinginan memperindah tubuh, sebetulnya wajar-wajar saja. Sudah kodratnya wanita memang ingin wajahnya cantik dan tubuh yang indah.
Sayangnya, persepsi seseorang tentang kecantikan biasanya sudah terpengaruh dengan para bintang yang sering muncul di media massa, termasuk televisi dan film.
Warna kulit yang putih dianggap lebih cantik dengan bodi yang langsing tapi pinggul dan payudara berisi. Yang seperti itulah yang diidamkan banyak wanita. Berbagai produk dan jasa pun digunakan agar idaman itu terwujud.
Kembali ke kasus Rahayu, kalau ditelusuri dari pemberitaan media daring di masa lalu, sudah ada peringatan dari Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI) tentang betapa bahayanya suntik silikon.
Sebagai contoh, cnnindonesia.com (3/10/2014) memuat pernyataan Budiman dari PERAPI bahwa memasukkan cairan ke dalam tubuh tanpa pengawasan dari tenaga medis bisa membawa malapetaka.
"Injeksi silikon itu bisa menyebabkan kematian," kata Budiman. Hal itu terjadi bila salah menyuntik, cairan silikon bisa masuk ke pembuluh darah di daerah dada dan akan menyumbat aliran darah ke jantung.
Pernyataan Budiman tersebut berkaitan dengan penggunaan silikon cair yang ternyata masih sering ditemukan di masyarakat, meskipun sudah ada operasi pemasangan implan silikon.Â
Mereka yang memilih silikon cair pertimbangannya hanya karena memakan biaya yang lebih murah, tapi tidak mengkaji secara cermat risikonya.Â
Peringatan dari PERAPI di atas momennya berdekatan dengan apa yang dialami Malinda Dee, terpidana kasus penggelapan dan pencucian dana nasabah Citibank (detik.com, 3/10/2014).