Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Anies-Emil Adu Penalti di JIS, di Pilpres Bakal Duet atau Bersaing?

24 Februari 2022   09:17 Diperbarui: 24 Februari 2022   21:25 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil menendang bola ke gawang Anies Baswedan di JIS (16/2/2022)|dok. Direktur Pengelolaan Aset Jakpro Gunung Kartiko, dimuat suara.com

Ada video menarik yang diunggah di akun media sosial Anies Baswedan dan juga akun Ridwan Kamil atau yang lebih akrab dipanggil Kang Emil.

Dua-duanya gubernur berusia relatif muda di daerah yang strategis. Anies menjadi penguasa di DKI Jakarta dan Emil menakhodai Jawa Barat.

Kedua figur publik tersebut terlibat dalam adu tendangan penalti di lapangan hijau Jakarta International Stadium (JIS) yang pembangunannya sudah mendekati penyelesaian akhir.

Stadion yang berlokasi di Tanjung Priok Jakarta Utara itu digadang-gadang menjadi yang termegah di tanah air dengan standar internasional.

Uniknya, kedua pejabat tersebut tidak berkostum pemain sepak bola, melainkan memakai pakaian semi formal berupa kemeja dan celana bahan.

Ceritanya, waktu itu Anies mengajak Emil menjajal JIS pada Rabu (16/2/2022) lalu. Lalu, apakah spontan atau sudah dirancang, tiba-tiba dilakuan adu penalti tersebut.

Lalu, pada siaran berita salah satu stasiun televisi juga terlihat Emil memuji JIS sebagai stadion yang hebat. Tak Lupa Emil mengatakan bahwa pujian itu dalam kapsitasnya sebagai seorang arsitek.

Karena Anies dan Emil terlihat sangat akrab, maka wajar saja muncul berbagai penafsiran dari para pengamat. Tafsirannya tak melulu berkaitan dengan politik.

Pertama, dikaitkan dengan rivalitas klub sepak bola Persija dan Persib yang sudah berakar sejak dulu dan bahkan pernah memakan korban jiwa gara-gara tawuran antar suporter fanatik masing-masing klub.

Nah, sekarang mumpung lagi pandemi, di mana pertandingan Liga 1 berlangsung tanpa penonton, dua gubernur berwajah simpatik itu seolah-olah mengajak pencinta sepak bola di Jakarta dan Bandung untuk mengakhiri dendam kesumat.

Kedua, kalau dikaitkan dengan politik, tentu saja tujuannya adalah menghadapi Pemilu 14 Februari 2024 mendatang. 

Apakah mereka akan duet di Pilpres 2024? Kecil kemungkinannya karena dua-duanya bukan orang partai.  Salah satu di antaranya mungkin akan diusung oleh koalisi beberapa parpol, tapi pasangan duetnya mungkin orang partai. 

Anggaplah Anies dipasangkan dengan figur parpol tertentu, bisa jadi Emil hanya menjadi bagian dari tim sukses, mengingat keakrabannya dengan Anies.

Kalau pun ada parpol yang mau mengusung pasangan Anies-Emil atau Emil-Anies, secara hitung-hitungan di atas kertas kurang menguntungkan.

Soalnya, dua-duanya punya basis pendukung yang kuat di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Ingat, Anies juga orang Jawa Barat seperti Emil, karena lahir di Kuningan.

Justru kalau dipasangkan dengan figur yang kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan berpotensi menambah suara secara signifikan.

Atau, bisa jadi Anies dan Emil akan saling bersaing, kalau keduanya diusung oleh koalisi parpol yang berbeda. Ini bukan hal yang aneh, bersaing dengan sahabat sendiri.

Ketiga, nah ini penafsiran yang seharusnya. Bahwa DKI Jakarta dan Jawa Barat itu memang saling mempengaruhi, jadi gubernurnya mau tak mau harus kompak.

Terutama warga yang berada di kawasan Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi, jelas saling mempengaruhi dengan warga DKI Jakarta.

Jadi, untuk berbagai program pembangunan, misalnya di bidang transportasi publik, penanganan Covid-19, kemacetan di jalan raya, banjir dan bencana alam, pemerintah daerah antar 2 provinsi ini perlu saling mendukung.

Saling mendukung program pembangunan tersebut akan lebih mudah dilakukan bila kepala daerahnya secara pribadi bersahabat dan kompak. 

Anies dan Emil sama-sama mendapat pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat, sama-sama berusia relatif muda dan juga eksis di media sosial bergaya anak gaul. Artinya, kalau mereka berdua ngobrol, gampang nyambungnya.

Bahkan, seharusnya ada tiga gubernur yang kompak, yakni Anies-Emil-Wahidin Halim. Wahidin adalah Gubernur Banten, di mana 3 daerah otonomnya, yakni Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang berdekatan dengan Jakarta.

Sayangnya, chemistry Anies-Emil, secara sekilas terlihat kurang klop dengan Wahidin yang usianya belasan tahun lebih tua dari Anies dan Emil. Usia Wahidin 67 tahun, Anies 52 tahun, dan Emil 50 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun