Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Luhut Telponan Saat Jokowi Pidato, Tak Masalah jika Terkait Tugas

8 Februari 2022   19:11 Diperbarui: 8 Februari 2022   19:14 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Luhut lagi telponan saat Presiden Jokowi berpidato|dok. Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, dimuat detik.com

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjadi sorotan publik dengan sentimen negatif karena kedapatan mengangkat telepon saat Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato (cnnindonesia.com, 6/2/2022).

Peristiwa itu terjadi saat Presiden dan sejumlah menteri, termasuk Luhut, sedang dalam acara peresmian kawasan pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022) yang lalu.

Namun, hal tersebut sudah diklarifikasi oleh Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara Faldo Maldini, bahwa semua pekerjaan menteri dalam rangka membantu tugas-tugas Presiden. Pekerjaan begitu banyak, sehingga koordinasi harus cepat dilakukan.

Kemudian, juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, menjelaskan bahwa ketika itu Luhut sedang menerima telepon dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berkaitan dengan lonjakan kasus Covid-19.

Menurut Jodi, hal itu memang harus dilakukan Luhut guna memberi laporan langsung kepada Joko Widodo, karena langkah pencegahan atau mitigasi harus cepat diambil.

Tulisan ini tidak akan membahas lebih jauh tentang tindakan Luhut di atas. Toh, dengan adanya klarifikasi tersebut, sebaiknya tidak perlu memperpanjang polemik yang sempat muncul.

Tapi, kondisi seperti yang dialami Luhut, dalam konteks pekerjaan orang kantoran, baik di instansi pemerintah, maupun di perusahaan swasta, relatif sering terjadi.

Maksudnya, ketika seorang pimpinan, katakanlah direktur utama di sebuah perusahaan, sedang memberikan pengarahan di depan para pejabat yang menjadi anak buahnya, ada saja salah seorang yang menerima telpon secara berbisik-bisik.

Jika jarak antara yang lagi telponan dengan sang pimpinan cukup jauh, tidak terlihat oleh pimpinan dan juga tidak mengganggu mereka yang mendengar arahan pimpinan, asal dilakukan sebentar saja, rasanya tidak masalah.

Siapa tahu, materi telponan tersebut masih berkaitan dengan topik arahan pimpinan. Contohnya, berupa data yang nantinya akan disampaikan kepada pimpinan saat sesi tanya jawab.

Tapi, yang paling ideal, saat menelpon (baik sebagai pemanggil atau sebagai penerima) keluar ruangan pertemuan terlebih dahulu. Sehingga, tidak menimbulkan salah tafsir bagi mereka yang berada di ruangan pertemuan.

Jika tidak ingin keluar ruangan, bisa juga berkomunikasi menggunakan pesan pendek saja. Itupun tetap sambil mendengarkan paparan pimpinan.

Sebetulnya, orang kantoran mungkin banyak yang merasa jenuh menyimak pidato pimpinannya yang berpanjang-panjang. Apalagi, jika materi yang disampaikan sudah pernah didengar pada acara lain.

Satu hal lagi, tak banyak pimpinan yang mampu menyampaikan pidato atau presentasi secara memikat seperti yang dilakukan seorang motivator.

Maka, tak pelak lagi, konsentrasi penuh harus dilakukan para peserta pertemuan. Tapi, parahnya, pimpinan sering berlama-lama menyampaikan pengarahan.

Bila akhirnya ada yang tergoda diam-diam main gawai, bukan untuk urusan tugas, tapi misalnya browsing berita viral atau sejenis itu, bisa dimaklumi.

Namun, hal itu jelas salah. Bahkan bisa fatal, kalau tiba-tiba pimpinan melihat peserta yang main gawai dan menanyakan sesuatu atau minta tanggapan atas pemaparannya.

Jika si pemain gawai tidak menyimak, tentu akan gelagapan dan tidak tahu apa yang harus dijawab. Nah, jadi ketahuan dan bikin malu, bukan? 

Ada lho, orang yang kariernya terhenti, tidak dipromosikan meskipun persyaratan untuk promosi sudah dipenuhi, gara-gara pimpinan tidak berkenan, antara lain karena beberapa kali kedapatan main gawai saat pertemuan dengan pimpinan.

Apalagi, selama bekerja dengan pola work from home (WFH) sebagai dampak pandemi Covid-19, rapat dilakukan secara online. Rapat jarak jauh seperti itu memunculkan godaan untuk main gawai yang mungkin susah dihindari.

Jangan mengira pimpinan tidak memantau tingkah anak buahnya saat rapat online tersebut, salah satu caranya adalah si pimpinan tiba-tiba minta tanggapan salah seorang peserta rapat yang diduga tidak menyimak.

Akhirnya, memasalahkan orang kantoran yang saat mendengar pidato pimpinannya masih sempat menelpon, berkirim pesat singkat, atau malah membaca berita online, semuanya tergantung pada niat dan integritas masing-masing.

Jika telponan atau saling berkirim pesan singkat masih terkait dengan tugas kantor, tidak ada masalah. Kalaupun kepergok, jelaskan saja ke pimipinan apa yang dilakukan.

Tapi, bila untuk kepentingan pribadi, meskipun tidak dilihat oleh pimpinan, sebaiknya tidak dilakukan. Atau, kalau tak mungkin dihindari, lakukan di luar ruangan pertemuan.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun