Jika tidak ingin keluar ruangan, bisa juga berkomunikasi menggunakan pesan pendek saja. Itupun tetap sambil mendengarkan paparan pimpinan.
Sebetulnya, orang kantoran mungkin banyak yang merasa jenuh menyimak pidato pimpinannya yang berpanjang-panjang. Apalagi, jika materi yang disampaikan sudah pernah didengar pada acara lain.
Satu hal lagi, tak banyak pimpinan yang mampu menyampaikan pidato atau presentasi secara memikat seperti yang dilakukan seorang motivator.
Maka, tak pelak lagi, konsentrasi penuh harus dilakukan para peserta pertemuan. Tapi, parahnya, pimpinan sering berlama-lama menyampaikan pengarahan.
Bila akhirnya ada yang tergoda diam-diam main gawai, bukan untuk urusan tugas, tapi misalnya browsing berita viral atau sejenis itu, bisa dimaklumi.
Namun, hal itu jelas salah. Bahkan bisa fatal, kalau tiba-tiba pimpinan melihat peserta yang main gawai dan menanyakan sesuatu atau minta tanggapan atas pemaparannya.
Jika si pemain gawai tidak menyimak, tentu akan gelagapan dan tidak tahu apa yang harus dijawab. Nah, jadi ketahuan dan bikin malu, bukan?Â
Ada lho, orang yang kariernya terhenti, tidak dipromosikan meskipun persyaratan untuk promosi sudah dipenuhi, gara-gara pimpinan tidak berkenan, antara lain karena beberapa kali kedapatan main gawai saat pertemuan dengan pimpinan.
Apalagi, selama bekerja dengan pola work from home (WFH) sebagai dampak pandemi Covid-19, rapat dilakukan secara online. Rapat jarak jauh seperti itu memunculkan godaan untuk main gawai yang mungkin susah dihindari.
Jangan mengira pimpinan tidak memantau tingkah anak buahnya saat rapat online tersebut, salah satu caranya adalah si pimpinan tiba-tiba minta tanggapan salah seorang peserta rapat yang diduga tidak menyimak.
Akhirnya, memasalahkan orang kantoran yang saat mendengar pidato pimpinannya masih sempat menelpon, berkirim pesat singkat, atau malah membaca berita online, semuanya tergantung pada niat dan integritas masing-masing.