Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tidur Pakai Baju Seragam, Ketiduran atau Sengaja?

9 Februari 2022   12:16 Diperbarui: 13 Februari 2022   21:30 2527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ada orang yang tidur pakai seragam kerja? Saya kira, kalaupun ada, pasti orang yang ketiduran saat sedang bertugas. Ketiduran itu artinya tidak disengaja.

Umpamanya, satpam penjaga gerbang keluar masuk sebuah komplek perumahan, karena suasana sepi, ia ketiduran. Atau, sekretaris bos yang karena bosnya lagi di luar kantor, gak sengaja terkulai di meja kerjanya.

Jangan tanya kalau anak sekolah yang berseragam putih abu-abu. Karena sering bermain media sosial sampai begadang, siangnya ketiduran di kelas.

Eh, tapi ada juga sih orang berseragam yang sengaja tidur. Saya bahkan beberapa kali membangunkannya, karena saya memerlukan jasanya.

Begini, di ujung jalan kecil di depan rumah saya ada taman kecil. Nah, dekat taman itu ada lahan yang biasa dipakai parkir oleh pengemudi taksi merek tertentu yang wajib berseragam saat bekerja.

Taksi tersebut tidak sekadar parkir, tapi memang disengaja oleh pengemudinya sebagai lokasi untuk tidur barang sejenak dengan merebahkan sandaran kursinya.

Saya sendiri relatif sering naik taksi dan termasuk malas memesan secara online. Alhasil, mau tak mau saya bangunkan pengemudi tersebut dan saya beri waktu beberapa menit agar kesadarannya pulih.

Orang kantoran pun juga ada yang sengaja mencuri waktu tidur di sela-sela kegiatannya. Konon, hal ini lebih sehat, cukup tertidur nyenyak selama 10 menit, akan menimbulkan energi baru.

Oke, sebetulnya yang ingin saya ceritakan adalah kebiasaan saya sendiri, yang sering sekali tidur memakai baju seragam. Jangan salah sangka, saya bukan tidur di kantor, tapi di rumah pada malam hari.

Lho kok bisa? Ya, iyalah, seragam yang saya maksud adalah kaos (T-shirt) seragam yang rutin saya dapatkan di kantor setiap ada event tertentu.

Memang, di kantor tempat saya bekerja, ada beberapa acara yang rutin digelar setiap tahun dan selalu membagi kaos kepada karyawan. 

Pertama, berkaitan dengan perayaan hari ulang tahun perusahaan. Beberapa hari sebelum acara, kaos sudah dibagikan yang natinya akan dipakai pada acara puncak.

Acara puncak itu dimulai jam 06.00 pagi dengan gerak jalan santai sepanjang beberapa ruas jalan di Jakarta, kemudian acara berlanjut di sebuah convention center berupa hiburan dari artis papan atas dan pembagian doorprize.

Kedua, acara Forum Peningkatan Kinerja (FPK) yang dilakukan di tempat wisata dan merupakan acara yang ditunggu-tunggu oleh karyawan. Acara ini bersifat rutin setiap tahun.

Ketika itu, karyawan satu divisi berkumpul dari office boy hingga kepala divisi. Enaknya, di sini anak buah bebas menyampaikan hal yang tak disukainya dari perilaku si bos dan perilaku teman-temannya yang lain.

Tujuannya, agar ada peningkatan kinerja divisi, makanya segala uneg-uneg terkait pekerjaan bisa dibahas secara terbuka, termasuk rapor masing-masing bagian berdasarkan survei internal.

Ketiga, acara family day yang juga dilakukan di kawasan wisata, tapi tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, melainkan murni untuk refreshing dengan mengajak keluarga masing-masing karyawan.

Keempat, acara pelatihan dengan durasi agak lama biasanya juga membagi kaos kepada semua peserta. Kaos itu dipakai pada acara outbond yang dilakukan pada minggu pertama pelatihan.

Kelima, saya juga relatif sering dapat dari kaos dari perusahaan lain. Kebetulan saya dapat dari Kompasiana dua kali, dan juga dapat beberapa kaos perusahaan lain yang menggelar event promosi bersama Kompasiana.

Waktu kaosnya masih dalam kondisi baru, ada perasaan senang memakainya, karena tulisan di kaos tersebut punya nilai historis. Makanya, kaos itu sering saya pakai buat jalan kaki di pagi hari, khususnya di hari libur.

Tapi, fungsi kaos akan berubah seiring berlalunya waktu. Akhirnya dari cukup banyak kaos yang saya punya, fungsinya lebih banyak sebagai baju tidur.

Bahkan, jika kaosnya makin melar, atau ada yang bolong di bagian ketiak, akan turun pangkat sehingga hanya difungsikan sebagai kain lap kotor.

Banyak juga kaos yang saya berikan kepada saudara, famili dan teman. Tapi, saya selalu memberikan yang baru, bukan baju bekas.

Kembali ke judul pada tulisan ini, bagi saya, baju seragam memang sengaja dipakai untuk tidur, bukan ketiduran. Entah kenapa, saya merasa nyaman jika tidur pakai kaos. 

Pernah saya mencoba bergaya seperti orang kaya, dengan memakai piyama saat tidur, malah bikin saya susah tidur. Mungkin saya memang tidak berbakat jadi orang kaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun