Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga 1 Terancam Tanpa Wakil Sumatera, Sepak Bola Sumatera Melempem?

2 Februari 2022   06:05 Diperbarui: 2 Februari 2022   06:39 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian pemain Persiraja Banda Aceh|Foto: Persiraja, dimuat rm.id

Artinya, jika akhirnya Persiraja terdepak dari Liga 1, maka pada kompetisi periode 2022-2023, tak satupun wakil Sumatera, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Semen Padang FC dan Sriwijaya FC adalah 2 klub asal Sumatera yang sudah malang melintang di Liga 1 atau dengan nama lain tapi maksudnya adalah liga kasta tertinggi nasional.

Tapi, sekarang kedua klub tersebut harus puas menjadi klub Liga 2. Demikian pula PSMS Medan dan Badak Lampung FC yang pernah "numpang lewat" di Liga 1 sebelumnya.

PSMS di era perserikatan bukan klub sembarangan, karena beberapa kali menjadi juara Indonesia, yakni pada tahun 1967, 1969, 1971, 1975, 1983 dan 1985.

Memang, dalam sejarah persepakbolaan Indonesia, klub-klub dari Sumatera punya peranan yang tak bisa diabaikan, terutama di era perserikatan dan di awal kelahira klub-klub profesional.

Waktu kompetisi era perserikatan yang berlangsung hingga dekade 80-an, 3 klub asal Sumatera yang sering ikut berlaga di putaran final yang diikuti klub 12 besar nasional adalah PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh, dan PSP Padang.

Mulai tahun 1994 klub perserikatan yang memenuhi syarat bertransformasi menjadi klub profesional. Klub-klub tersebut bersama dengan klub-klub semi profesional yang sebelumnya berkomeptisi di Galatama, bergabung dalam Liga Indonesia.

Adapun Galatama dimulai sejak 1979 sebagai embrio sepak bola profesional. Dari 14 klub yang berlaga pada 1979, sebagian besar adalah klub dari Pulau Jawa. Hanya ada dua klub luar Jawa, yakni Pardedetex (Medan) dan Jaka Utama (Tanjung Karang, Lampung).

Nah, kembali ke kondisi saat ini, seandainya memang tidak ada klub dari Sumatera di Liga 1, bukan berarti ada kevakuman bagi pemain-pemain asal Sumatera. 

Soalnya, pada era profesional sekarang, pemain sah-sah saja memperkuat klub manapun yang tertarik merekrutnya, bahkan bisa bermain di luar negeri.

Bukankah sekarang ini putra asal Medan, Egy Maulana Vikri, bermain di Eropa? Tepatnya, Egy direkrut klub FK Senica, Slovakia. Egy juga masuk skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 lalu, di mana Timnas berhasil menjadi finalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun