Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Safee Sali Remehkan Pemain Muda Indonesia, Tak Perlu Emosi Menanggapinya

12 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 12 Desember 2021   09:05 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Safee Sali|dok. ANTARA/Andika Wahyu, dimuat tempo.co

Perjuangan Timnas Indonesia di turnamen tetap dua tahunan memperebutkan Piala AFF sudah dimulai. Turnamen yang sedianya berlangsung pada tahun 2020 lalu, tertunda satu tahun karena pandemi Covid-19.

Kali ini giliran Singapura, negara tetangga yang berjarak "selemparan batu" dari Pulau Batam, Kepulauan Riau, yang menjadi tuan rumah.

Turnamen ini sudah berlangsung sejak 1996, dan belum sekali pun Indonesia mengangkat trofi, meskipun sudah lima kali menjadi finalis.

Tentu saja kita sangat berharap pada tahun ini timnas kita berhasil menggondol Piala AFF, biar "pecah telur".

Pada laga pertama, Kamis (9/12/2021) malam, Indonesia berhasil mengalahkan Kamboja dengan skor 4-2.

Saya yang menonton siaran langsung dari layar kaca, awalnya sungguh gembira ketika Indonesia dalam waktu relatif cepat sudah unggul 3-0.

Dalam hati saya berkata, jika Indonesia konsisten bermain cepat dan agresif seperti 30 menit pertama ini, Indonesia bakal menang besar. Prediksi saya bisa 5-0 atau 6-0.

Eh, tahu-tahunya Kamboja berhasil bangkit, justru Indonesia yang mulai kewalahan. Beruntung Indonesia masih bisa menang, karena di babak kedua Kamboja bermain makin apik.

Terlepas dari laga melawan Kamboja tersebut, sejumlah pengamat sepak bola memang memberikan catatan kritis pada skuad timnas yang tidak punya striker yang lihai mencetak gol.

Tiga striker yang ada sekarang, yakni Ezra Walian, Kushedya Hari Yudo dan Hanis Saghara, belum terbukti kesuburannya di Liga 1 Indonesia.

Justru, striker Bali United, Ilija Spasojevic, yang sudah dinaturalisasi dan merupakan salah satu yang tersubur di Liga Indonesia, tidak dipilih oleh pelatih Shin Tae Yong.

Menurut pelatih asal Korea Selatan itu, tugas mencetak gol bukan dibebankan kepada striker saja, siapa pun bisa mencetak gol.

Dan itu terbukti pada laga melawan Kamboja kemarin.  Pemain belakang Rahmat Irianto dengan sundulan mautnya sudah mencatatkan namanya sebagai pencetak 2 gol. 

Perlu dimaklumi, pelatih Shin Tae Yong cukup berani memasang sejumlah pemain junior dari timnas U-19 dan pemain muda dari timnas U-23. Para pemain tersebut cukup mendominasi di timnas senior sekarang.

Justru karena membawa banyak pemain muda itu, mantan striker timnas Malaysia yang punya darah Indonesia, Safee Sali mengeluarkan pernyataan yang telah ditanggapi secara emosional oleh sebagian netizen Indonesia.

Vietnam dan Malaysia dijagokan Safee akan maju ke babak semi final dari grup B. Artinya, Indonesia yang juga tergabung di grup yang sama diprediksi Safee akan tersingkir.

Kenapa Safee tidak menjagokan Indonesia? Karena Indonesia membawa pemain muda yang minim pengalaman. 

Sebetulnya, kalau kita membaca dengan kepala dingin, Safee Sali sah-sah saja berpendapat seperti itu dan kenyataannya, seperti telah disinggung di atas, sejumlah pemain Indonesia memang berusia muda.

Pemain muda tersebut seperti Pratama Arhan, Elkan Baggott, Ramai Rumakiek (19 tahun), Witan Sulaeman, Alfeandra Dewangga (20 tahun), Egy Maulana Vikri, Muhammad Riyandi (21 tahun), Asnawi Mangkualam, Rachmat Irianto dan Syahrian Abimanyu (22 tahun).

Tentu pelatih Shin Tae Yong punya penilaian lain sehingga memutuskan membawa banyak pemain muda ke turnamen sepenting Piala AFF.

Kembali ke komentar Safee Sali, jangan-jangan karena sentimen hubungan Indonesia- Malaysia yang sering memanas yang membuat netizen kita meradang.

Safee merupakan striker yang mengantarkan Malaysia meraih juara AFF 2010 dengan mengandaskan Indonesia di final. Safee juga menjadi pencetak gol terbanyak di turnamen yang paling bergengsi se-Asia Tenggara tersebut.

Setelah itu, Safee sempat bermain di Liga Indonesia dengan memperkuat klub Pelita Jaya. Artinya, Safee cukup mengenal atmosfer sepak bola Indonesia.

Jadi, kita tak perlu emosi menanggapi prediksi Safee yang terkesan meremehkan Indonesia. Namanya juga prediksi, bisa salah, bisa betul.

Justru, dengan tidak dijagokannya Indonesia, harusnya membuat para pemain tampil lepas, tanpa beban mental, dan bisa mengeluarkan kemampuan terbaik masing-masingnya.

Syukur-syukur para pemain muda kita bikin kejutan dengan memboyong trofi. Kalau pun gagal lagi, sepanjang para pemain sudah tampil maksimal, tetap kita dukung. Anggap saja turnamen Piala AFF sebagai investasi untuk Piala AFF berikutnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun