Pada tulisan ini saya menyertakan dua buah foto, yang satu struk pembayaran tol (untuk jalur tol Jakarta-Solo serta sebaliknya, pengendara harus berkali-kali membayar karena masing-masing ruas jalan berbeda operatornya).
Satunya lagi foto catatan makan yang ditulis tangan oleh penjualnya. Semua dokumen tadi menajadi bukti pendukung laporan keuangan perjalanan Jakarta-Solo-Jakarta yang dibuat Susi.
Dengan kerapian pembukuan tersebut tentu saja kami merasa puas, tidak ada kecurigaan, dan bahkan sangat berterima kasih kepada Susi. Inilah salah satu faktor yang membuat grup kami langgeng dan kompak.
Soalnya, ada teman saya yang punya grup sejenis itu yang pembukuannya tidak rapi. Akibatnya, terjadi saling curiga antar anggota, kesalahpahaman, bahkan tudingan ada yang mengembat dana bersama untuk keperluan pribadi.
Memang, banyak orang, termasuk saya, abai dengan pengeluaran kecil yang sering terjadi. Lama-lama kaget sendiri, kok baru kemarin mengambil uang di ATM, sudah habis saja? Gaya seperti itu tidak boleh terjadi untuk bendahara grup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H