Di klub Liga 2, ambil contoh di klub milik "sultan" Raffi Ahamd, RANS Cilegon FC, baru saja merekrut pemain yang memeperkuat Tim PON Papua, Jefron Sitawa.
Seperti diketahui, pada PON yang berlangsung di Papua Oktober lalu, untuk cabang sepak bola, tuan rumah Papua tampil perkasa dengan merebut medali emas.
Jefron menggantikan posisi pemain asal Papua lainnya, Patrich Wanggai, yang seteleh "dibuang" oleh RANS Cilegon FC direkrut oleh sesama klub Liga 2, Sulut United.
Di Persis Solo, ada nama Marinus Wanewar dan di PSMS Medan ada Titus Bonai. Kemudian ada lagi Vendry Mofu di Semen Padang FC.
Daftar pemain Papua di Liga 2 masih bisa diperpanjang, tapi sudah cukup mewakili, bahwa putra daerah Papua telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan sepak bola di daerah lain.
Papua memang Brazil-nya Indonesia. Anak-anak dengan bakat alam sudah terlihat lihai mengolah bola dan semakin dewasa mereka jadi seniman bola.
Dengan keahlian bermain bola, anak-anak Papua punya impian untuk mengubah nasibnya. Mereka ingin menjadi pemain profesional, yang memperoleh penghasilan dari lapangan hijau.
Nah, sekarang kita bahas kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola di negara kita yang dinamakan Liga 1.Â
Kalau dilihat prestasi klub-klub asal Papua, sekarang hanya tinggal Persipura Jayapura yang masih berlaga di Liga 1.Â
Dulu, sebelum bernama Liga 1, beberapa klub Papua sama-sama bertarung di kompetisi kasta tertinggi tersebut. Ketika itu, selain Persipura ada Persiwa Wamena, Perseru Serui dan Persiram Raja Ampat (Papua Barat).
Begitu klub-klub selain Persipura terdegradasi atau diakuisisi oleh klub lain, para pemainnya pun laris direkrut oleh klub dari luar Papua.