Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Mendadak Dipaksa Ganti PIN Membuat Nasabah Tidak Nyaman

15 November 2021   10:10 Diperbarui: 16 November 2021   01:00 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melakukan transaksi di ATM. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Awalnya seperti akan lancar bertransaksi, sewaktu saya pada suatu hari di minggu lalu bermaksud membayar beberapa tagihan di sebuah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Jakarta Pusat.

Tapi, setelah saya menekan tombol "benar" yang berupa konfirmasi apakah transaksi akan dijalankan, muncul pesan di layar bahwa kartu saya disable atau tidak bisa digunakan.

Tentu saja saya kaget, karena ketika terakhir menggunakan kartu 2 minggu sebelumnya, semua lancar-lancar saja.

Untung setelah itu muncul pesan berikutnya di layar, sehingga saya tidak usah datang ke kantor bank untuk mengaktifkan lagi kartu saya.

Saya diminta mengentri tanggal, bulan, dan tahun kelahiran saya dengan format dua digit tanggal, dua digit bulan dan empat digit tahun. 

Kemudian saya diminta mengentri Personal Identification Number (PIN). Lalu dipaksa oleh sistem (karena kalau tidak mau tidak bisa bertransaksi) untuk membuat PIN yang baru.

PIN baru tersebut dientri sebanyak 2 kali, barulah saya berhasil melakukan transaksi.

Pahamlah saya, ternyata begitulah cara bank memaksa saya mengganti PIN yang sebetulnya bertujuan untuk keamanan si nasabah sendiri.

Namun, bagi saya tidak gampang juga punya ide untuk membuat PIN baru secara mendadak. Biasanya saya rancang dulu nomor cantik yang unik dan gampang diingat.

Yang saya khawatirkan, dengan beberapa kali berganti PIN, saya tidak ingat lagi apa PIN terakhir yang saya gunakan.

Kalau sudah begitu, tentu mau tak mau saya harus datang ke kantor bank untuk dilayani oleh customer service (CS).

Dengan membawa buku tabungan, KTP dan kartu ATM, CS akan membantu agar nasabah bisa membuat PIN yang baru lagi.

Sewaktu nasabah mendatangi CS sebaiknya telah punya ide nomor unik yang akan dipakai sebagai PIN baru.

Tentang kartu yang disable, setelah saya mencari referensi dari sejumlah media daring, ternyata kasus seperti yang saya alami, relatif sering terjadi di ATM bank manapun.

Disable itu berarti dinonaktifkan pihak bank, yang sudah di-setting secara sistem bila ada kondisi tertentu sebelumnya. Adapun kondisi tertentu itu antara lain sebagai berikut.

Pertama, karena sistem mendeteksi pengguna kartu sudah sangat lama tidak mengganti PIN. 

Ada risikonya bila PIN tidak diganti-ganti karena bisa diketahui orang lain yang berniat membobol rekening yang terhubung dengan kartu tersebut.

Kedua, karena sebagian mesin ATM milik bank yang menerbitkan kartu telah terkena skimming. 

Artinya, kartu yang digunakan di ATM tersebut kemungkinan sudah diketahui PIN-nya oleh oknum yang memasang alat skimmer.

Ketiga, bisa juga kartu yang dipakai nasabah terdeteksi sebelumnya dipakai untuk transaksi yang mencurigakan. 

Jadi, ada kecurigaan pihak bank, kartu tersebut dicuri atau telah digunakan oleh bukan pemegang kartu yang sebenarnya.

Keempat, si pemilik kartu pernah melaporkan kehilangan kartu ke petugas bank dan diblokir. 

Maka, ketika ketemu lagi kartunya, belum bisa langsung dipakai. Nasabah harus mengurus pembukaan blokir ke CS di kantor bank.

Kelima, kemungkinan lain, tanpa disadari nasabah kartunya sudah kadaluarsa. Tanggal kadaluarsanya tercetak di kartu, tapi nasabah bisa saja tidak memperhatikannya atau lupa.

Nah, kalau Anda masih sering menggunakan mesin ATM, ada baiknya punya nomor PIN cadangan untuk sewaktu-waktu digunakan sebagai PIN baru bila dipaksa oleh sistem.

Namun, harus diakui, anak muda sekarang yang disebut juga kaum rebahan sudah jarang ke ATM. Mereka lebih suka memakai aplikasi perbankan yang ada di gawainya.

Untuk aplikasi seperti itu, "pemaksaan" untuk mengganti PIN tidak sesering di ATM.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun