Sepanjang saya menjadi kompasianer sejak 8 tahun yang lalu, saya sengaja tidak menulis dengan spesifikasi tertentu. Makanya, mohon maaf kalau saya terkesan "rakus", kategori apapun yang ada di Kompasiana, saya lahap.
Jadilah saya penulis gado-gado, yang sok tahu banyak hal, padahal harus saya akui tidak satu kategori pun yang saya kuasai secara mendalam. Ya, hanya sekadar tahu kulit-kulitnya saja.
Mungkin hal itu ada kaitannya dengan kegemaran saya makan gado-gado. Sebetulnya bukan gado-gado saja, tapi semua makanan yang berkuah kacang, saya sukai.
Tapi, top of mind saya memang gado-gado. Meskipun saya pernah makan gado-gado di restoran yang mahal (menurut ukuran kantong saya), lidah saya terlanjur cocok dengan gado-gado yang dijual pedagang yang mangkal di pinggir jalan.
Lihatlah sepiring gado-gado. Apa yang dominan? Tidak ada, hanya ada berbagi sayuran, tapi serba sedikit. Kalau pun ada telor bulat, biasanya separuh, atau lebih kecil lagi.Â
Demikian pula tulisan saya, apa yang dominan? Ya, tidak ada. Lha, saya hanya menulis apa yang terlintas di pikiran. Tanpa target apa-apa, tanpa beban apa-apa.
Jujurkah saya kalau menulis tanpa target? Ya, dulu sih begitu. Sekarang, sedikit banyak saya terkontaminasi juga dengan K-Rewards. Makanya, saya sering ikut-ikutan menulis topik pilihan.
Namun, ada beberapa topik yang saya hanya bisa bilang: "pas", karena saya betul-betul tidak punya ide sama sekali.Â
Nah, pada kesempatan ini, dari lubuk hati saya yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih banyak kepada semua kompasianer yang telah membaca tulisan-tulisan saya.
Saya sadar, begitu banyak tulisan di Kompasiana, belum lagi di situs lainnya. Padahal, waktu yang tersedia bagi seseorang untuk membaca sangat terbatas.
Maka, saya sungguh berterima kasih, di sela-sela kesibukan, para kompasianer masih menyempatkan melongok tulisan saya.
Saya kaget, ketika seorang teman menjapri saya kemarin malam (27/11/2021), mengucapkan selamat karena saya termasuk salah satu "the most viewed" pada gelaran Kompasianival 2021. Alhamdulillah.
Saya sendiri tidak mengikuti Kompasianival 2021 secara virtual. Karena gaptek, saya kurang nyaman mengikuti berbagai acara secara virtual.
Ketika Kompasianival masih digelar secara offline, saya pernah ikut dua kali, yakni tahun 2016 dan 2018.
Tapi, karena saya seorang lelaki pemalu (mungkin juga malu-maluin), tak banyak kompasianer yang berinteraksi secara intens dengan saya di acara tersebut.
Pak Tjipta dan Bu Lina, dua nama yang sangat fenomenal di Kompasiana, pertama kali berhasil saya temui pada Kompasianival 2016.
Saya bertemu lagi dengan pasangan yang harmonis tersebut pada sebuah acara makan siang di Rumah Makan Sari Bundo, Jalan Juanda, Jakarta Pusat.Â
Kebetulan beliau mengundang secara terbuka di Kompasiana, dan saya antusias memenuhinya. Ada belasan kompasianer yang hadir, antara lain Pak Katedra dan Pak Edy Supriyatna
Mbah Ukik, kompasianer kawakan yang saya hormati, cukup lama terlibat ngobrol dengan saya pada Kompasianival 2018. Beliau saat itu memenangkan sebuah penghargaan.
Saya sebetulnya saat itu masuk nominasi untuk salah satu kategori, namun yang dapat penghargaan, figur yang sudah saya duga sebelumnya, Daeng Khrisna Pabichara.
Selain itu, saya juga beberapa kali ikut acara yang diadakan Kompasiana dengan sponsor tertentu. Yang saya ingat dengan Bank Indonesia, Bank Tabungan Negara, Pertamina, dan Bank Permata.
Biasanya ada sekitar 20-an Kompasianer yang ditawari untuk ikut dengan kewajiban menulis setelah acara selesai.
Tapi karena itu tadi, pemalu, Kompasianer yang ngobrol agak lama dengan saya di berbagai acara itu relatif sedikit. Salah dua di antaranya, Mas Pringadi dan Mbak Indria.
Terakhir saya ikut acara komunitas KOMiK sekitar Agustus 2019 ke museum perumusan naskah proklamasi, makan gado-gado Bonbin Cikini (ini yang saya tunggu) dan nonton bareng di TIM.
Di acara tersebut saya berkenalan dengan Mbak Dewi Puspasari dan Mas Adica. Mbak Dewi tahun ini terpilih sebagai Kompasianer of the year. Selamat ya Mbak.Â
Sedangkan Mas Adica, masuk nominasi untuk sebuah kategori. Beliau memang banyak menulis pengalamannya berinvestasi di Bura Efek Indonesia dengan trading saham.
Satu lagi, saya cukup panjang berdiskusi dengan alm. Pak Thamrin Sonata sehabis salat di Masjid TIM. Sungguh tak menyangka, mungkin satu bulan setelah itu, beliau menghadap Sang Pencipta.
Pada Kompasianival 2019 saya sudah berniat hadir, tapi bertabrakan dengan acara pernikahan keponakan saya di Riau. Padahal, panitia memberitahu kalau saya dapat penghargaan sebagai salah seorang "the headliners".
Panitia bertanya, apakah ada yang bisa mewakili saat penyerahan penghargaan. Dengan malu-malu saya memberanikan diri mengontak Mbak Dewi Puspasari, minta tolong agar beliau bersedia mewakili. Alhamdulillah, Mbak Dewi bersedia.
Saya sengaja menulis interaksi saya dengan beberapa kompasianer, karena bagi saya sebetulnya bukan penghargaan yang paling penting, tapi kekeluargaan dan pertemanan di Kompasiana.
O ya, saya juga beberapa kali bertukar pesan dengan Pak Ikhwanul Halim dan Mbak Fatmi. Bagi saya, semua kompasianer, termasuk yang belum sempat saya temui, sama pentingnya.
Saya semaksimal mungkin mengunjungi tulisan teman-teman, tanpa membedakan centang, point, label, atau apapun atribut yang melakat pada seorang kompasianer.
Memang, jejak yang saya tinggalkan hanya berupa penilaian: menarik, inspiratif, atau bermanfaat, tergantung mana yang lebih dominan.
Mohon maaf kalau saya terkesan pelit memberikan komentar, padahal itu karena saya lelaki pemalu. Di dunia nyata pun saya lebih banyak mendengar ketimbang berbicara.
Dan sepertinya cinta saya kepada teman-teman tidak bertepuk sebelah tangan, karena tulisan saya pun dikunjungi, baik yang meninggalkan jejak, maupun tidak.
Yang penting, saya sangat merasakan Kompasiana sebagai media saling berbagi pengetahuan, berbagi pengalaman, dan berbagi ide antar sesama kita.
Tulisan ini saya tutup dengan sekali lagi mengucapkan terima kasih banyak kepada semua kompasianer, dan tentu juga kepada pengelola dan segenap kru Kompasiana.
Selamat dan sukses bagi kita semua, jayalah selalu Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H