Soalnya, bila hanya mendengar musik semata, apalagi lagunya bertempo lambat, bisa-bisa malah menjadi musik pengantar tidur.
Tapi, bila ikut bernyanyi, maka rasa kantuk bisa diatasi. Jika malu bersuara keras, ya sekadar mulut mengeluarkan suara saja, sudah lumayan.
Ketiga, ngobrol dengan penumpang, terutama penumpang yang duduk di sebelah pengemudi.Â
Tentu, akan lebih asyik bila teman ngobrol tersebut orangnya memang suka ngobrol atau punya banyak bahan untuk diceritakan.
Kalau tidak ada yang diceritakan, bisa juga dengan mengajukan pertanyaan yang ringan.
Semua jurus di atas harus dilakukan sembari tetap berkonsentrasi. Jangan sampai keasyikan bernyanyi atau ngobrol, malah jadi kurang hati-hati.
Dan satu lagi, selalu memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan mematuhinya.
Saya sendiri, sebetulnya sangat minim jam terbang sebagai pengemudi dan lebih sering bertindak sebagai "navigator".
Dengan demikian, saya lebih leluasa untuk mengamati cara mengemudi anak saya yang duduk di belakang setir.Â
Sering juga saya menggunakan jasa seorang teman lama yang kemampuannya mengemudi lumayan bagus.
Namun, tetap saja si teman yang pintar mengemudi ini beberapa kali saya dapati lagi mengantuk dan enggan berhenti sejenak.