Bisa jadi si relawan memang punya kapasitas untuk menduduki jabatannya itu, tapi sebagian orang berpendapat hal itu sebagai "hadiah" dari usahanya ikut memenangkan jagoannya.
Logikanya, seseorang atau sekelompok orang mau capek-capek berjuang, tentu ada yang diharapkannya.
Jadi, sebetulnya bukan hal aneh bila mereka yang berkeringat memenangkan seorang tokoh dalam pilkada atau pilpres, punya harapan tertentu untuk keuntungan pribadinya.
Harapan itu bisa berupa dapat jabatan, dapat proyek (bila ia seorang pengusaha), dan imbalan dalam bentuk lainnya.
Di satu sisi, harapan itu sesuatu yang manusiawi. Namanya juga usaha.
Namun, di sisi lain, ada kriteria atau rambu-rambu yang menjadi standar dan harus dipatuhi dalam mendudukkan seseorang pada jabatan tertentu.
Demikian juga dalam menunjuk sebuah perusahaan untuk mengerjakan proyek pemerintah, semua ada aturan mainnya.
Menyadari adanya dua sisi tersebut, maka pernyataan Ganjarist di atas pantas untuk diapresiasi.
Artinya, para pendukung Ganjar Pranowo tersebut betul-betul ikhlas tanpa pamrih, tanpa agenda tersembunyi.
Hal itu mirip dengan penggemar seorang artis atau penggemar klub sepak bola tertentu yang rela berkorban uang, waktu dan tenaga, tanpa dapat imbalan apa-apa.
Lalu kalau begitu apa keuntungannya? Ya, kepuasan pribadi, puas melihat artis idolanya atau puas melihat penampilan klub kesayangannya.