Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Karhutla dan Lagu "Kemarau" dari New Rollies yang Dapat Penghargaan Kalpataru

3 September 2021   11:00 Diperbarui: 3 September 2021   11:02 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Album Kemarau-New Rollies|Dok. jualo.com

Terlalu cepat rasanya saya harus mencopot lembar demi lembar kalender yang saya gantung di dinding ruang tengah rumah saya.

Satu lembar kalender berisi penanggalan buat dua bulan. Persis pagi tanggal 1 September kemarin, lembaran ke 4 dari kalender 2021 yang berisikan tanggal di bulan Juli dan Agustus 2021, saya pindahkan menjadi lembar paling belakang.

Dulu, kata ibu saya, kalau nama bulan sudah diakhiri dengan "ember", yakni dari September hingga Desember, artinya kita harus siap-siap menghadapi musim hujan.

Tapi, itu dulu. Sudah beberapa tahun ini kita di Indonesia, seperti juga di berbagai belahan dunia, mengalami ketidakpastian akibat perubahan iklim.

Nah, menurut para pakar yang mengamati prakiraan cuaca, pada September ini, Indonesia justru perlu mewaspadai datangnya puncak musim kemarau.

Setiap datangnya musim kemarau, terbayang kesulitan masyarakat di daerah tertentu yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Selain itu, yang bisa dikatakan sebagai masalah nasional dan sekaligus dikeluhkan oleh negara tetangga adalah masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Karhutla bukan saja kebakaran dalam arti tidak sengaja terbakar, tapi ada yang memang disengaja untuk mendapatkan keuntungan bagi pihak tertentu.

Yang membakar tersebut bisa korporasi atau perusahaan besar. Sangat mungkin perusahaan tersebut melakukan pembakaran secara ilegal.

Bisa pula warga sekitar yang melakukan pembakaran untuk area yang lebih kecil. Nantinya setelah dibakar akan dipakai untuk berkebun.

Sedangkan yang terbakar karena ketidaksengajaan, bisa jadi karena ketelodoran (misalnya api unggun, api rokok) yang ditambah karena faktor angin di musim kemarau, membuat sesuatu mudah terbakar.

Jangan pula dilupakan karhutla karena bencana alam seperti letusan vulkanik, petir, dan sebagainya.

Karhutla sangat buruk dampaknya bagi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati menjadi terancan, satwa liar semakin terdesak, banjir saat musim hujan, kekeringan di musim kemarau, masyarakat sekitar menderita penyakit saluran pernapasan, dan sebagainya.

Bukan sekarang saja karhutla jadi masalah. Sejak dulu, berbagai pihak, termasuk seniman, sudah mengungkapkan keprihatinannya.

Saya teringat lagu yang ngetop tahun 1978 berjudul "Kemarau" yang dinyanyikan grup New Rollies.

Bagi yang penasaran, coba simak video dan liriknya yang saya sertakan di bawah ini.


Panas nian kemarau ini

Rumput-rumput pun merintih sedih

Lemah tak berdaya di terik sang surya

Bagaikan dalam neraka

Curah hujan yang dinanti-nanti

Tiada juga datang menitik

Kering dan gersang menerpa bumi

Yang panas bagai dalam neraka

       Mengapa...mengapa hutanku hilang

       Dan tak pernah tumbuh lagi

       Mengapa...mengapa hutanku hilang

       Dan tak pernah tumbuh lagi

Curah hujan yang dinanti-nanti

Tiada juga datang menitik

Kering dan gersang menerpa bumi

Yang panas bagai dalam neraka

Lagu Kemarau tersebut sangat digemari masyarakat ketika itu, meskipun liriknya berbicara tentang lingkungan hidup, sesuatu yang berbeda dengan lagu-lagu cinta remaja yang banyak beredar.

Apalagi musik New Rollies terasa lebih berkelas, bukan sekadar musik pop biasa. Rollies banyak memasukkan unsur brass section dan sentuhan funk.

Dinilai memberikan kontribusi yang menggugah masyarakat untuk memahami masalah lingkungan hidup, lagu Kemarau yang diciptakan oleh Oetje F Tekol (pemain bas New Rollies) dianugerahi penghargaan "Kalpataru" oleh Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 1979.

Semoga lagu tersebut kembali mengingatkan kita agar tidak hidup bagaikan dalam neraka dengan mewaspadai bahaya di musim kemarau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun