Hal itu diceritakan Fritz E Simanjuntak, seorang pengamat olahraga, mengomentari bekas tempat latihan Rahmat di kawasan Stadion Mattoangin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2019.
Tempat latihan itu hanya berukuran 5 x 5 meter, alat berat yang tersedia sudah berkarat dengan teknologi yang tertinggal puluhan tahun.
Seandainya tempat latihan tersebut lebih layak, bukan tidak mungkin akan lebih banyak para remaja yang tertarik jadi atlet angkat besi. Bukan tidak mungkin pula, medali emas dari cabang angkat besi  bisa disabet.Â
Sebetulnya sudah ada beberapa perusahaan milik negara yang jadi "bapak angkat" untuk pembinaan cabang olahraga yang kurang populer seperti angkat besi.
Tapi, kenyataannya, kondisinya masih jauh di bawah yang diinginkan, misalnya bila dibandingkan dengan fasilitas pembinaan bulutangkis yang dimiliki Grup Djarum.
Ke depan, kita berharap agar pemerintah serta perusahaan kelas menengah ke atas, memberi bantuan yang memadai untuk berbagai keperluan pembinaan atlet.
Pemerataan antar cabang olahraga dan juga pemarataan antar daerah, perlu diupayakan, mengingat banyak bibit atlet potensial, justru berada di daerah pelosok.
Bila pencarian bakat, pembibitan, dan penggemblengan atlet di berbagai pusat pelatihan telah berjalan dengan baik, prestasi olahraga Indonesia di pentas dunia akan mengalami peningkatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H