Kemudian, saking kesalnya Anda, suatu kali ada yang mengetok pagar dan dari celah yang kecil Anda melihat bahwa yang datang adalah teman yang sering minta bantuan di atas.
Lalu, tanpa ragu Anda sengaja bersikap cuek saja, tidak membukakan pintu. Anda berharap teman itu mengira bahwa rumah lagi kosong.
Seseorang yang punya kebiasaan mengumbar cerita sedih dan baru pamit setelah dapat uang, mungkin ia punya problem mental. Daya juangnya rendah untuk mencari nafkah.
Bisa jadi cerita sedihnya betul terjadi, tidak dibuat-buat. Tapi, bila terlalu sering, orang lain cenderung tidak lagi memercayai.Â
Kalaupun mereka memberi uang, bukan karena percaya dengan cerita itu, namun hanya agar teman tersebut cepat pamit. Mental mencari jalan pintas tanpa berkeringat harusnya bisa dikikis, dengan berjuang semaksimal mungkin.
Adapun bagi kita yang dalam posisi dimintai bantuan, sebetulnya tidak terlalu penting untuk menelusuri apakah cerita sedih seorang teman yang minta bantuan itu, betul adanya atau sekadar ngarang-ngarang saja.
Yang penting, kita bantu saja sesuai yang kita mampu dan lakukan dengan ikhlas. Insya Allah akan mendapat balasan dari Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H