Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jangan Heran, Orang Minang Biasa Makan Sayur Paku

27 Juni 2021   10:10 Diperbarui: 27 Juni 2021   10:08 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
katupek gulai paku (cookpad.com)

Pernah melihat pertunjukan tarian khas Minang, Tari Piring? Pada bagian akhir tari tersebut, biasanya ada adegan si penari menginjak-injak pecahan piring.

Hebatnya, si penari tetap rapi gerakannya dan kakinya tidak luka sama sekali. Para penonton, terutama yang baru pertama kali melihat tarian tersebut, akan berdecak kagum.

Sebetulnya ada yang lebih hebat lagi. Kalau memainkan gerakan berbahaya pada Tari Piring, tentu yang mampu hanya mereka yang sudah terlatih.

Nah, yang ditulis berikut ini, justru menjadi hal yang lazim dilakukan oleh semua orang Minang, tanpa perlu latihan terlebih dahulu. 

Begini, orang Minang itu sering makan paku. Ya, paku. Jangan heran, ini bukan ajang unjuk kesaktian. Tak ada unsur magis sama sekali.

Paku tersebut biasanya dimakan dalam bentuk sayuran, bisa digulai atau ditumis. Apalagi kalau dimakan bersama ketupat, gulai paku terasa nikmat.

Memang, ketupat sayur khas Padang, yang di Jakarta juga gampang ditemui, kebanyakan diguyur dengan sayur nangka, atau dalam bahasa Minang disebut cubadak. 

Tapi, selain cubadak, yang menduduki peringkat kedua dilihat dari seringnya dipakai sebagai kuah ketupat, adalah sayur pakis, yang dalam bahasa Minang disebut paku. Lengkapnya, disebut dengan katupek gulai paku (ketupat gulai pakis).

Meskipun sayur paku lazim di berbagai daerah di Sumatera Barat, tapi yang paling terkenal adalah gulai paku khas Pariaman, yang tak begitu jauh dari kota Padang.

Termasuk ketupat sayur khas Padang yang banyak terdapat di Jakarta, mayoritas sebetulnya dijual oleh perantau asal Pariaman. Ada yang menuliskan secara khusus sebagai "Ketupat Sayur Khas Padang Pariaman".

dok. imuslim.co.id
dok. imuslim.co.id
Tidak semua tanaman pakis bisa dijadikan sayur. Yang dimasak adalah yang masih muda, yang ciri-cirinya berwarna hijau muda dan belum mekar sempurna. Inilah yang rasanya lezat dan teksturnya renyah.

Seperti ditulis Merdeka.com (10/1/2019), mengolah pakis harus dengan cara yang benar agar tidak membahayakan kesehatan. Kehati-hatian sudah harus dimulai sejak memanen tanaman yang banyak tumbuh di ngarai, pinggir sungai, atau tebing yang lembab itu.

Soalnya, tidak semua jenis tumbuhan paku bisa dikonsumsi pakisnya. Ada juga yang beracun. Dari referensi yang ada, sebetulnya sayur pakis juga lazim di berbagai daerah di tanah air, bukan hanya Sumatera Barat.

Tapi, jika ada yang tertarik mencoba memasak ketupat sayur pakis khas Minang, berikut resep dan cara memasaknya, yang dikutip dari resepdapurema.web.app.

Bahan-bahan dan bumbu yang diperlukan, terdiri dari:

-  satu ikat pakis

- 4 butir telur ayam yang sudah direbus

- 900 ml santan

- garam dan kaldu bubuk secukupnya

- 3 buah asam kandis

- 1 batang serai

- 2 lembar daun salam

- bumbu halus

- 5 siung bawang merah

- 4 siung bawang putih

- 15 rawit hijau

- 1 ruas jahe

- 2 ruas lengkuas

- 1 ruas jari kunyit

- 2 butir kemiri

- bawang goreng

- lontong atau ketupat

Adapun langkah-langkahnya, dimulai dengan menghaluskan bumbu. Kemudian, di dalam wajan, bumbu dicampur dengan santan, diaduk rata, seta cemplungkan daun salam, daun jeruk, daun kunyit, dan serei.

Berikutnya, nyalakan api, masak santan sampai mendidih, tambahkan garam dan kaldu bubuk. Setelah mendidih, masukkan telur, aduk lagi, baru dimasukkan pakis. Setelah pakisnya layu, sudah bisa dipindahkan ke piring yang berisi irisan lontong atau ketupat.

Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun