Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tukang Pangkas Tanpa Masker dan Corona di DKI Makin Gawat

14 Juni 2021   11:35 Diperbarui: 14 Juni 2021   12:07 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. corona.jakarta.go.id, dimuat kompas.com

Saya mendapatkan vaksin kedua pada awal Mei lalu, beberapa hari sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Namun demikian, saya tetap berupaya mematuhi protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Soalnya, tidak ada jaminan bagi yang telah divaksin akan terbebas dari virus Covid-19. Hanya saja, vaksinansi tetap perlu, yang apabila digabung dengan mematuhi prokes, kemungkinan tertularnya akan lebih rendah.

Pasti pembaca Kompasiana sudah hafal semua tentang cara mematuhi prokes. Saya pun juga begitu, sudah otomatis setiap saya keluar rumah saya akan memakai masker dan membawa botol kecil berisi hand sanitizer. 

Kemudian, ketika harus berinteraksi dengan orang lain, saya akan menjaga jarak. Contohnya, ketika berada di pasar swalayan, kalau lagi berdesakan, saya akan menghindar.

Tapi, ketika berinteraksi dengan pemangkas rambut langganan saya di sebuah barber shop di Jakarta Selatan, Sabtu (12/6/2021) lalu, saya jadi deg-degan. 

Entah kenapa, tukang pangkasnya tidak menggunakan masker, padahal biasanya ia selalu pakai. Celakanya, saya sungkan untuk bertanya. Alhasil saya diamkan saja dan berupaya untuk tidak terlibat obrolan dengannya.

Memang selama memangkas, ia selalu mengatupkan bibirnya seperti yang saya intip dari kaca. Tapi pas terakhir, saat menggunakan pisau cukur, ia bertanya sesuatu yang saya balas dengan anggukan kepala.

Saya menyesal mengapa tidak meminta si pemangkas memakai masker terlebih dahulu. Tapi, nasi sudah jadi bubur. Saya tinggal berdoa saja semoga tidak ada apa-apa yang mengkhawatirkan saya.

Tapi, secara umum, sebagai warga Jakarta, saya lagi diliputi kecemasan melihat perkembangan terakhir kasus Covid-19. Sebetulnya, dilihat dari persentase warga yang sudah divaksin, Jakarta adalah yang paling tinggi di antara semua provinsi di Indonesia. 

Namun, seperti telah disinggung di atas, hal itu bukan jaminan penambahan pasien baru yang terkonfirmasi Covid-19 akan berkurang.

Buktinya, pada 10 hari terakhir, jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta melonjak tajam, naik tiga kali lipat dari kondisi 10 hari sebelumnya. Data terbaru, pada Minggu (13/6/2021), tercatat sebanyak 2.769 kasus baru di Jakarta selama 24 jam terakhir. 

Angka tersebut sangat tinggi, mengingat sudah cukup lama, DKI Jakarta bisa menekan penambahan kasus harian di bawah 1.000 orang. 

Dari berita di televisi, terlihat banyaknya pasien yang diantar menggunakan "bus sekolah" berwarna kuning dari berbagai puskesmas di DKI ke Wisma Atlet Kemayoran yang menjadi rumah sakit darurat khusus pasien Covid-19.

Sekarang, Tower 8 pun dibuka di Wisma Atlet. Itu pertanda tingkat okupansi untuk tower lainnya diperkirakan sudah tidak mencukupi lagi.

Bila sedikit ditarik ke belakang, lonjakan kasus baru di atas, antara lain merupakan dampak dari larangan mudik lebaran, yang dalam pelaksanaannya masih banyak bolong-bolongnya. 

Ketika sekitar hari-hari lebaran, kondisi di Jakarta lumayan menggembirakan. Justru, kasus di daerah, terutama yang menjadi tujuan mudik, yang naik tajam. 

Sekarang, mereka yang mudik, telah kembali ke DKI Jakarta. Nah, diduga, akibat selama mudik dan juga dalam perjalanan kembali ke Jakarta, banyak yang tidak mematuhi prokes, ya inilah harga yang harus dibayar.

Kegentingan kondisi di Jakarta tak bisa dianggap enteng. Saatnya semua warga lebih berdisiplin dalam mematuhi prokes. Jangan ada lagi warga yang ketika berinteraksi dengan orang lain, abai dengan alat pelindung diri, seperti tukang pangkas di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun