Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Imajinasiku di Masa Kecil Sehabis Membaca Novel Romantis

19 Mei 2021   18:27 Diperbarui: 19 Mei 2021   18:52 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. portal-ilmu.com

Bahkan, saking seriusnya berimajinasi, pernah saya angankan  untuk ditulis jadi sebuah novel. Saya membayangkan jadi seorang satrawan, seperti penulis yang buku-bukunya saya baca itu. 

Setelah memasuki masa remaja, sebetulnya saya semakin banyak membaca karya sastra, terutama novel, cerpen dan puisi. Namun, tulisan karya saya sendiri hanya sebatas angan-angan. 

Cita-cita menjadi sastrawan akhirnya kandas, meskipun saya tetap menyukai bidang tulis menulis. Hanya saja, saya lebih menyukai menulis opini. Dulu, sejumlah koran ibu kota beberapa kali memuat opini saya. Sekarang, saya berbahagia dengan menulis di Kompasiana.

O ya, novel apa saja yang saya baca di waktu kecil? Beberapa judul yang saya ingat adalah Salah Asuhan karya Abdoel Moeis dan Siti Nurbaya yang ditulis oleh Marah Roesli.

Kemudian ada dua novel Buya Hamka yang sempat saya baca berulang-ulang, yakni Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Tidak sulit saya memahami novel-novel itu, karena kebetulan para novelis di atas semuanya orang Minang dan latar belakang cerita pun sebagian besar mengambil tempat di Ranah Minang di era kolonial. 

Salah Asuhan bercerita tentang Hanafi, pemuda pribumi berpendidikan yang jatuh cinta pada gadis Belanda, Corie. Siti Nurbaya berkisah tentang kasih tak sampai dua sejoli Samsul Bahri dan Siti Nurbaya akibat intrik dan kelicikan Datuk Maringgih.

Kasih tak sampai pula yang terdapat pada novel Di Bawah Lindungan Ka'bah. Diceritakan tentang Hamid, seorang anak yatim yang miskin dan diangkat sebagi anak oleh keluarga kaya, jatuh cinta pada Zainab, anak orang kaya dan terpandang. 

Adapun novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mengisahkan cinta seorang pemuda melarat Zainuddin kepada gadis bangsawan Minang, Hayati. Lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati, meskipun Hayati menaruh hati kepada Zainuddin.

Begitulah kisah-kisah versi roman Balai Pustaka. Pergaulan anak muda sekarang memang sudah demikian berbeda dengan era kolonial dulu. Tapi, benang merahnya, tentang kasih tak sampai, sepertinya masih tetap banyak terjadi.

Nah, bagaimana seseorang menyikapi kondisi kasih tak sampai, tetap relevan untuk dipelajari. Banyak pelajaran yang didapat dari membaca buku-buku sastra, meskipun itu bukan kisah nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun