Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Etika Bisnis Seorang Penjual Pakaian Muslimah

11 Mei 2021   19:00 Diperbarui: 11 Mei 2021   19:04 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. tribunnews.com

Heni dengan sengaja memilih menjadi semacam "konsultan" bagi calon pembeli di butiknya, sehingga dari situlah muncul pelanggan setianya. Jadi, saran Heni adalah saran yang dilihat dari sisi kepentingan pelanggan.

Seperti telah disinggung di atas, jika pelanggan memaksa membeli sebuah pakaian, sedangkan menurut Heni kurang cocok, ia akan bilang meskipun setelah itu pelanggan tidak jadi membeli.

O ya, Heni tidak mau melayani pembeli laki-laki yang datang sendiri atau datang sesama laki-laki. Meskipun lelaki itu berdalih ingin membelikan pakaian untuk istrinya.

Jadi, kalau seorang lelaki ingin masuk butik Heni, harus bersama pasangannya atau dengan saudara perempuannya. Selain demi keamanan agar ia terbebas dari pelanggan yang usil, prinsip Heni tidak sekadar barang terjual, tapi ingin melihat langsung calon pemakai bajunya.

Ada semacam hubungan emosional, atau paling tidak semacam hubungan kekeluargaan yang dibangun Heni dengan pelanggannya. Ia sangat percaya pada pelanggannya, dan tidak ragu mengutangi pelanggannya.

Padahal Heni juga bukan orang berpunya karena suaminya hanya pegawai biasa, belum punya jabatan. Tapi, dengan kepercayaan yang diberikannya, tidak ada pelanggannya yang sengaja tidak melunasi utang. Kalau yang terlambat membayar, memang ada.

Kesimpulan saya, Heni merupakan contoh pelaku usaha kecil yang tidak saja menjalankan bisnis dengan sepenuh hati, tapi juga dengan menerapkan etika bisnis yang baik. Maka, yang dicari Heni bukan harta yang banyak, tapi harta yang membawa keberkahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun