Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Selain Sektor Pendidikan, Wanita Mendominasi Sektor Kesehatan

5 April 2021   12:06 Diperbarui: 5 April 2021   12:09 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti (dok. dinkes DKI, dimuat republika.co.id)

Tapi, karena Menteri Kesehatan sudah empat kali dijabat oleh wanita, yakni Siti Fadilah Supari, Endang Rahayu Sedyaningsih, Nafsiah Mboi, dan Nila Moeloek, jelas menunjukkan kapasitas dokter wanita memang hebat.

Atau, apakah Presiden yang mengangkatnya karena "terpaksa" memilih wanita, sehubungan dengan kuota menteri wanita harus minimal sekian persen dari keseluruhan menteri?

Kalaupun memang begitu, jangan sampai mengurangi apresiasi kita pada sepak terjang para dokter wanita. Inilah buktinya, di zaman sekarang pendidikan perempuan semakin maju.

Dengan banyaknya wanita yang berkiprah sebagai dokter, semakin lengkaplah sektor jasa kesehatan didominasi oleh kaum hawa ini. Sebelumnya, profesi perawat, apoteker, atau profesi lain yang menjadi bagian dari pelayanan jasa kesehatan, telah lebih dahulu dirajai wanita.

Sebelum itu lagi, perempuan menjadi mayoritas dalam profesi guru atau pendidik. Cobalah berkunjung ke sekolah-sekolah (kalau sudah mulai belajar pakai sistem tatap muka), dapat dipastikan jumlah ibu guru lebih banyak dari bapak guru.

Maka, tak dapat dipungkiri, dilihat dari sisi itu, telah banyak kemajuan yang diraih perempuan Indonesia. Sudah hal lazim sekarang ini, para wanita mempunyai gelar kesarjanaan. Bukankah para guru saat ini kebanyakan sudah lulus S-1?

Namun demikian, di lain pihak, masih saja kita membaca berita tentang perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual, menderita kekurangan gizi, dipaksa orang tua untuk menikah di usia dini, atau dikebiri hak-haknya sebagai asisten rumah tangga atau tenaga kerja wanita (TKW).

Mudah-mudahan dengan banyaknya wanita yang memegang jabatan, jumlah wanita yang secara sosial dan ekonomi nasibnya tersisihkan, bisa semakin berkurang.

Dengan demikian, cita-cita pahlawan nasional Raden Adjeng Kartini, yang menjadi pelopor kebangkitan perempuan Indonesia (ketika masih disebut sebagai pribumi di masa kolonial Belanda), bisa tercapai sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun