Apalagi menggenaralisir produk dan brand. Ingat, produk merupakan bagian dari brand. Bisa jadi pada brand yang bagus ada produk yang kurang diminati konsumen, sehingga mungkin akan diperbaiki oleh pemilik brand.
Faktor kelima, tutup ulasannya dengan mengatakan bahwa review itu merupakan pendapat pribadinya. Hal ini lazim disebut dengan "disclaimer", yang memberi peringatan bagi pembaca bahwa jika si penulis hanya sekadar mengungkapkan pendapatnya.Â
Jika pembaca mengikuti saran si penulis dan ternyata menemukan hal yang tidak sama dengan yang diulas, bukan menjadi tanggung jawab si pengulas. Perlu disadari, setiap orang bisa berbeda-beda seleranya. Jadi, secara tidak langsung, disclaimer mengakui ada unsur subjektivitas dalam ulasannya.
Nah, sekarang dilihat dari kacamata pemilik brand atau produk, tidak perlu kecewa jika rapornya banyak yang merah ketimbang yang hijau. Justru sebaiknya berterima kasih pada si pengulas, dijadikan masukan berharga  untuk tindakan perbaikan di masa mendatang.
Bagaimanapun juga, maraknya media sosial membuat para produsen tidak bisa menghindari dari ulasan independen para konsumennya. Jika dirasakan ulasannya tersebut keliru, bisa menggunakan hak jawab di media sosial tersebut tanpa terkesan menyerang si penulis.
Cukup kemukakan poin-poin keberatannya yang dilengkapi berbagai bukti pendukung. Jangan lupa untuk menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf pada si penulis review produk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H