Gray bernasib baik di Bali, meskipun akhirnya diusir karena kecerobohannya. Turis asing yang bernasib buruk, lumayan banyak. Bahkan, Bali sudah kenyang dengan kasus bule kere.Â
Ada yang mencopet, menipu, mengemis, mengamen, dan berbagai tindakan lainnya yang lazimnya dilakukan sebagian warga lokal yang masuk kelompok marjinal.  Jika ada yang tidak percaya, tinggal googling saja, akan  gampang ditemui kisah negatif sebagian warga asing.
Memang, sebagian bule nekad datang ke Indonesia tanpa bekal uang yang memadai. Sebagian lagi pada awalnya punya uang cukup, namun kemudian kehabisan uang, sehingga tak punya uang buat kembali ke negaranya. Ada pula yang memang berniat berlama-lama di Indonesia, karena terlanjur merasa nyaman.
Adapun warga asing yang berasal dari negara yang tengah dilanda konflik politik, menjadikan Indonesia sebagai tempat pelarian, baik bersifat sementara menjelang berangkat ke negara lain, maupun yang ingin menetap.
Kesimpulannya, bule sama saja dengan kita, ada yang baik, ada yang brengsek. Dan ada yang berstatus penyandang masalah sosial. Tak perlu membeda-bedakan perlakuan, misalnya bule selalu dihormati, sementara warga lokal jika penampilannya tidak terlihat meyakinkan, malah dipandang rendah.
Sebagai sesama makhluk Tuhan, semua kita adalah sama, harus mematuhi hukum dan norma yang berlaku di mana kita berada. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H