Tapi utang piutang tak bisa begitu. Bila kita punya utang, jangan lupakan dan jangan pula pura-pura lupa. Katakan kesulitan kita, bila memang belum mampu mengembalikan ke pihak yang memberikan pinjaman.
Hati yang tersakiti karena ketidakjujuran juga akan sulit terhapus hanya dengan sepotong kalimat permintaan maaf. Kepercayaan adalah buah dari integrtitas yang tinggi. Sekali orang tidak percaya, akan sulit memulihkannya, meskipun tahun telah berganti sekian kali.
Jejak digital berupa kata-kata makian atau postingan yang tak senonoh, akan terus menerus menjadi saksi tingkah laku seseorang. Bahkan video porno yang menjerat artis Gisel, katanya dibuat tahun 2017, jelas tidak bisa dianggap nol ketika tahun telah berganti jadi 2018, 2019, 2020, dan sekarang sudah 2021, Gisel jadi tersangka.
Yang paling jelas, urusan dosa dan pahala akan berkumulasi sejak seseorang akil balig sampai tutup buku saat menghadap Sang Khalik. Tak bisa mengatakan dosa-dosa berguguran hanya karena telah memasuki tahun baru.
Memang, ada pendapat, bila seseorang tobat nasuha, dalam arti tobat setobat-tobatnya, dosa yang lama akan dihapus. Tapi, sependek pemahaman saya, dosa ada tingkatannya, dari dosa kecil hingga dosa raksasa. Tentu proses penghapusannya akan berbeda-beda untuk setiap tingkatan dosa.
Poin saya adalah, sambil mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2021", saya ingin mengingatkan diri sendiri dan para pembaca, bahwa setiap langkah kita, harus dipastikan mengarah pada kebaikan.Â
Timbang segala sesuatu, pikirkan baik buruknya, sebelum mengambil keputusan, baik dalam berbicara, menulis di media sosial, atau bertingkah laku di hadapan orang lain. Menyesal kemudian tidak ada gunanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H