Sunguh tidak terbayang, bila sepasang suami istri yang baru membangun mahligai rumah tangga, pada saat awal melangkah, sudah tidak nyaman bila antar orang tua kedua mempelai terjadi hubungan yang kurang baik. Ironisnya, ketidakbaikan tersebut dipicu soal pembagian "amplop", hal yang mungkin sepele, tapi bisa berdampak fatal.
Ingat, di negara kita, yang menikah itu bukan hanya antar seorang laki-laki dan seorang wanita, tapi juga antar keluarga besar kedua belah pihak. Sangat tidak nyaman, kalau dalam pertemuan antar keluarga, mereka terlihat kaku, seperti menyimpan dendam.
Maka, bagi mereka yang berencana untuk menikah, jangan pandang enteng soal cara membagi amplop yang didapat saat resepsi. Biasanya, yang sangat detil direncanakan hanya penyelenggaraan resepsinya.
Soal adat yang dipakai, soal kostum penganten, dekorasi pelaminan, pakaian seragam panitia, katering, pembawa acara, yang memberikan kata sambutan, pembaca doa, pengaturan ucapan selamat, urusan fotografi dan video, biasanya telah ditangani dengan baik oleh event organizer. Tapi, sudahkan dibicarakan soal pembagian amplop?
Solusinya, saat masalah pembiayaan untuk resepsi dimusyawarahkan, sebaiknya jangan sungkan untuk juga menyepakati bagaimana nantinya membagi "keuntungan" agar nantinya tidak timbul kecemburuan dari salah satu pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H