Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kolaborasi Cantik Perbankan dan Tekfin, Bantu Pelaku Usaha Mikro

11 Desember 2020   00:01 Diperbarui: 14 Desember 2020   10:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Financial Technology (Fintech)| Sumber: Kontan/Baihaki

Ada yang bilang masa depan perbankan sudah suram, istilahnya jadi sunset industry yang bakal segara tenggelam. Kehadiran perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang menyediakan aplikasi untuk mengambil alih fungsi bank, dianggap sebagai saingan yang berat bagi bank.

Tapi, bukan bankir namanya, bila menghadapi pesaing baru, langsung menyerah. Memang, kalau dibiarkan begitu saja, diam-diam sebagian pangsa pasar nasabah perbankan bisa disedot oleh tekfin, terutama nasabah berusia muda yang ingin bertransaksi secara gampang, kalau perlu cukup dari gawai saja.

Namun, sebetulnya, pelaku bisnis tekfin pun memahami, ada segmen yang tak bisa mereka layani. Misalnya, bila ada nasabah korporasi yang mau meminjam uang buat mendirikan pabrik dalam jumlah uang yang besar, jelas sangat riskan bila hanya diproses dalam hitungan jam tanpa tatap muka dan tanpa melihat langsung usaha si nasabah.

Nah, ada prinsip yang sudah lazim dalam bisnis yang berbunyi; "if you can't beat them join them". Terjemahan bebasnya, bila tak mampu mengalahkan pesaing, kenapa tidak bekerjasama saja. Seperti itulah yang sekarang banyak dirintis oleh beberapa bank papan atas, yang berkolaborasi secara cantik dengan beberapa perusahaan tekfin.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai misal, sebagaimana ditulis Kompas (20/11/2020), menggandeng sejumlah perusahaan tekfin untuk mempercepat penyaluran kredit secara digital. Perlu diketahui, BRI adalah bank yang terkenal sebagai jagoan di bidang microfinance, yakni yang berkaitan dengan usaha mikro.

Keberhasilan BRI di atas sebagai bank nomor satu dalam melayani usaha mikro, sangat ditunjang oleh jaringan kantornya yang amat luas dan tersebar sampai ke semua pelosok kecamatan. Bahkan, bank ini punya satelit sendiri untuk memudahkan jaringan komunikasi.

Tapi, itu saja tidak cukup. BRI tetap merasa memerlukan kerjasma dengan tekfin. Padahal, asal tahu saja, BRI adalah bank dengan aset terbesar di Indonesia, yakni sejumlah sekitar Rp 1.400 triliun. 

Dari sisi perolehan laba pun, BRI sejak 15 tahun terakhir selalu bercokol pada peringkat satu nasional, sebelum akhirnya pada tahun ini diambil alih oleh Bank Central Asia (BCA).

Maka, bila bank sekelas BRI saja butuh bergandengan tangan dengan tekfin yang rata-rata dikelola oleh generasi milenial, tentu bisa dibayangkan bahwa potensi tekfin tersebut bukan main-main, meskipun gaya anak muda berpakaian kasual yang bekerja di sana berbeda dengan penampilan eksekutif bank yang berjas dan dasi.

Sejak awal Januari 2020 hingga 23 Oktober 2020, total realisasi penyaluran kredit BRI menggunakan kanal tekfin telah mencapai Rp 360 miliar. Sejumlah penyelenggara dompet digital yang menjadi mitra BRI dalam penyaluran kredit ini adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Grab.

Dengan kolaborasi tersebut, BRI dan perusahaan tekfin telah berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi masalah kekurangan modal bagi pelaku usaha mikro dan kecil di tengah pandemi sekarang ini. Hal ini juga menjadi stimulus agar pelaku UMKM bisa naik kelas menjadi pengusaha dengan skala yang lebih besar.

Berbagai pola pinjaman ditawarkan BRI melalui mitra tekfin tersebut. Ada pinjaman dengan nilai maksimal Rp 20 juta per nasabah dengan jangka waktu 24 bulan. Ada pula yang memakai pola Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pinjaman maksimal Rp 50 juta dan jangka waktu paling lama 3 tahun.

Selain dengan mitra perusahaan tekfin yang telah disebutkan di atas, baru-baru ini platform layanan keuangan digital OVO telah sepakat menjalin kerjasama dengan BRI. 

Akses pinjaman BRI akan tersedia di platform OVO mulai Desember 2020, sehingga BRI akan terhubung dengan lebih dari 550.000 UMKM yang ada dalam ekosistem OVO.

Tentu tidak hanya BRI yang melakukan kolaborasi dengan tekfin. Bank-bank lainnya juga melakukan hal yang sama dengan berbagai pola. 

Ada yang mengakuisisi perusahaan startup yang diyakini punya potensi besar, ada pula yang mengembangkan aplikasi sendiri, baik atas nama banknya maupun atas nama anak perusahaannya yang bergerak di bidang tekfin.

Apapun juga, perkembangan perusahaan tekfin memang sudah kehendak zaman. Terjadinya bencana pandemi justru mempercepat perkembangannya karena masyarakat yang belum terbiasa, "dipaksa" untuk bertransaksi secara digital.

Dari sisi masyarakat, hal terpenting yang perlu mendapat perhatian pengelola tekfin adalah menjamin keamanan data pribadi pelanggannya. Jangan sampai disalahgunakan, baik oleh oknum yang ada di perusahan terkfin, maupun karena kelemahan sistem mereka sehingga bisa ditembus oleh hacker.

Pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan instansi lain yang berwenang, diharapkan bisa pula berjalan dengan efektif, agar masyarakat sebagai konsumen tidak dirugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun