Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak-anak Asyik dengan Gawai, Kasihan atau Bangga?

22 November 2020   07:00 Diperbarui: 22 November 2020   07:06 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketujuh, mengidap kecanduan  yang parah. Ini seperti yang dialami oleh salah seorang cucu saya, yang bisa sangat emosi, sampai mengamuk, bila tidak diberikan gawai oleh ibunya. Bila sudah pegang gawai, bisa anteng saja sampai berjam-jam, tidak ingat makan dan minum. 

Kedelapan, pikun digital, maksudnya anak-anak tidak bisa fokus dan susah memusatkan perhatian atau kurang konsentrasi dalam belajar. Kesembilan, terkena radiasi emisi yang nantinya bisa berlanjut menderita penyakit yang serius seperti kanker. Kesepuluh, teknologi membuat segalanya menjadi mudah sehingga otak anak tidak terasah, anak cenderung mencari jalan pintas.

Masalahnya, ketika anak terlihat asyik dengan gawainya, sebagian orang tua merasa terbantu karena tidak teraganggu untuk melakukan aktivitasnya. Apalagi bila kedua orangtuanya bekerja mencari nafkah. Yang lebih parah, ada orang tua yang bangga anaknya kecanduan gawai, merasa anaknya lebih trampil menggunakan teknologi canggih. Bahkan si cucu yang mengajarkan kakek neneknya menggunakan gawai.

Para orang tua seharusnya merasa masa depan anak-anaknya terancam kalau terus-terusan bermain gawai tanpa terkontrol, karena ini sudah tahap lampu merah, bukan lampu kuning lagi. Jalan keluarnya tak bisa lain, karena anak-anak adalah peniru yang baik, maka orang tua sendiri yang harus sering berpuasa gawai.

dok. dream.co.id
dok. dream.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun