Bantuan sosial boleh saja digelontorkan, tapi semangat berkerja setiap orang tetap perlu dikobarkan. Apapaun yang layak dilakukan, lakukanlah, sepanjang caranya halal dan tidak dilarang oleh ketentuan yang berlaku.
Jangan ada lagi gengsi dengan menghindari pekerjaan tertentu yang dinilai kasar. Bagi yang masih punya kemampuan, tolong dulu sanak familinya yang kurang mampu, tetangga terdekatnya, dan berlanjut kepada anggota masyarakat tidak mampu lainnya. Peduli dan berbagi, nilainya sungguh sangat berarti.
Tapi, sebelum peduli kepada orang lain, harus peduli dulu dengan diri sendiri, dengan penuh disiplin menjalankan protokol kesehatan, sehingga tidak menulari orang lain.Â
Apalagi sekarang muncul kluster baru dalam penularan Covid-19, yakni kluster keluarga. Banyak yang patuh pada protokol kesehatan saat di luar rumah, tapi di dalam rumah abai karena merasa anggota keluarga tidak mungkin saling menulari.
Selanjutnnya, sekarang banyak pula anggota keluarga yang tidak saja bermasalah dengan ketahanan pangan, tapi juga dengan ketahanan mental. Ada yang lari ke narkoba, ada yang melakukan tindak pidana, ada yang melakukan kekerasan seksual. Semuanya berdalih karena lagi tertekan oleh kondisi pembatasan sosial atau yang berkaitan dengan itu.
Nah, kenapa kita tidak memulai menjadi pahlawan bagi diri sendiri dan keluarga kita sendiri? Cukup dengan menjaga diri sendiri dan keluarga kita bisa berjalan normal tanpa ada kasus yang aneh-aneh sebagai contoh pelampiasan yang salah di atas, sudah berarti banyak.
Bayangkan, bila semuanya melakukan hal yang sama sebagai sebuah gerakan, maka semua kita adalah pahlawan. Jadi pahlawan tidak lagi berat dan bangsa Indonesia jadi selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H