Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Libur Panjang, Sumpah Pemuda, Maulid Nabi, dan Covid-19

28 Oktober 2020   07:39 Diperbarui: 28 Oktober 2020   22:58 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai Rabu (28 Oktober 2020) hingga Minggu (1 November 2020), merupakan masa libur panjang di negara kita. Para pegawai negeri, karyawan perusahaan, mahasiswa dan pelajar, tentu menyambutnya dengan gembira.

Tapi, tetap masih saja banyak orang yang harus bekerja, agar dapur mereka berasap. Pedagang kecil, pemulung, pelayan toko di mal-mal, petugas kebersihan, pengemudi kendaraan roda dua atau roda empat yang menunggu pesanan melalui aplikasi tertentu, tidak mengenal libur panjang.

Pegawai atau karyawan pun, yang bekerja di tempat tertentu, juga harus masuk, antara lain tenaga kesehatan, polisi lalu lintas, pemadam kebakaran, masinis, kapten kapal, pengemudi bus, pilot, pramugari, petugas pom bensin, besar kemungkinan tetap bekerja tergantung shift-nya.

Demikian pula para penyiar radio, penyiar dan reporter televisi, jurnalis media cetak atau media daring. Termasuk admin dan pengelola Kompasiana, akan tetap bekerja melayani tulisan para kompasianer yang justru semakin banyak pada masa libur.

Maka, bagi yang berlibur, silakan menikmatinya, dan bagi yang bekerja tidak perlu berkecil hati. Namun, ada keistimewaan libur panjang kali ini, karena bertepatan dengan dua hal yang perlu diperingati bersama, yakni mengenang peristiwa Sumpah Pemuda dan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat muslim.

28 Oktober 1928, hampir satu abad yang lalu, ketika kemerdekaan Indonesia masih dalam angan-angan, para pemuda dari berbagai penjuru, dengan latar belakang etnis dan agama yang berbeda, telah berikrar untuk bersatu dengan mengakui tumpah darah, bangsa, maupun bahasa yang satu, Indonesia. 

Tanpa ada Sumpah Pemuda, bisa jadi perjuangan kemerdekaan kita belum tercapai pada 17 Agustus 1945. Jadi, semangat persatuan para pemuda yang punya visi yang sama, yakni visi ke-Indonesia-an, telah membakar semangat juang pantang menyerah untuk merebut kemerdekaan.

Kemudian, tentang Maulid Nabi, yang merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal pada kalender hijriyah, memang bukan hanya diperingati di Indonesia saja. Di beberapa negara lain dengan penduduk mayoritas muslim, juga punya budaya Maulid Nabi yang meriah seperti di Mesir dan Turki.

Di Indonesia, cara merayakan Maulid Nabi juga beragam. Sebagai contoh, yang paling sering diberitakan media massa adalah acara Sekaten dan Grebeg Maulud yang mencerminkan membaurnya pihak keraton di Yogyakarta dengan masyarakatnya. Acara yang sama juga dilakukan oleh keraton di Surakarta.

Mau memperingati Sumpah Pemuda, Maulid Nabi, atau tak memperingati apa-apa asal bisa berlibur panjang, semuanya tergantung pilihan kita masing-masing. Tapi apapun pilihannya, dalam masa pandemi sekarang ini, kita harus bersatu melawan Covid-19. 

Kesadaran diri sendiri sangat diperlukan dalam mematuhi protokol kesehatan. Jangan memakai masker hanya gara-gara takut ada razia dan terkena denda. Ya, kesadaran diri, itulah kata kuncinya. Seperti halnya kesadaran yang muncul pada para pemuda pada tahun 1928 untuk berikrar melalui Sumpah Pemuda.

Seperti juga kesadaran umat Islam untuk mengambil hikmah dari peringatan Maulid Nabi. Ingat, ajaran agama untuk menjaga kebersihan demikian jelas, kebersihan disebut sebagai sebagian dari iman. Bukankah perilaku hidup bersih seperti memakai masker dan mencuci tangan, merupakan cara untuk terhindar dari Covid-19?

Kemudian, ajaran agama mengajarkan kita untuk saling mencintai, bahkan juga mencintai saudara-saudara yang berbeda suku atau agama. Maka, jangan kita egois hanya ingin menyelematkan diri sendiri. Ingatkan dan lindungi orang lain, tidak hanya keluarga kita sendiri, tapi juga siapaun yang berinteraksi dengan kita, dengan cara berdisiplin menjaga jarak dan hal lain sesuai protokol kesehatan.

Nah, jika kita tidak yakin mampu mematuhi protokol kesehatan, disarankan jangan bepergian, lebih baik di rumah saja. Banyak hal yang bisa dilakukan di rumah sebagai aktivitas mengisi hari libur. Namun, bagi mereka yang sudah bosan bekerja dari rumah, di mana sudah kabur batas antara mengerjakan tugas kantor dengan urusan pribadi, sehingga terkadang membuat stres, mungkin perlu berganti suasana. 

Tapi ya syaratnya itu tadi, sadar diri untuk patuh sepenuhnya menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan sering mencuci tangan memakai sabun dengan menggunakan air yang mengalir. Untuk berjaga-jaga bila tidak ada tempat mencuci tangan, sebaiknya membawa hand sanitizer ke mana-mana.

Jadi, libur panjang kali ini tema besarnya adalah "Liburan Berkesadaran". Sadar bahwa libur itu penting bagi kesehatan mental. Sadar bahwa kesehatan mental juga harus seiring dengan kesehatan fisik. Caranya dengan sepenuh hati menjalankan protokol kesehatan. 

Semua itu semakin lengkap bila dibungkus dengan mencontoh semangat Sumpah Pemuda dalam hal membangun jiwa persatuan bangsa. Warga kota besar yang mudik ke kampung halamannya atau berkunjung ke destinasi wisata, datanglah dengan segenap rasa cinta, melindungi sesama dari penularan Covid-19.

Khusus bagi umat Islam, menjadi lebih lengkap lagi dengan selalu berakhlak mulia dalam berinteraksi dengan siapapun sebagaimana akhlak Nabi Muhammad SAW. Nabi besar itu diutus untuk menyempurnakan akhlak. Salah satu wujud akhlak yang baik adalah malu melakukan keburukan, malu melanggar peraturan. Dalam konteks saat ini berarti malu bila melanggar protokol kesahatan.

Selamat berlibur panjang, namun jangan memperpanjang penularan Covid-19 ke berbagai destinasi yang diserbu para pengunjung. Soalnya, Covid-19 tidak mengenal hari libur.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun