Menurut si bungsu, anak lelaki pun harus berperan juga mengerjakan apa yang tadi saya minta. Kebetulan si sulung juga lagi di rumah. Akhirnya si sulung yang memasak nasi dan mencuci piring, sambil si bungsu menjemur pakaian. Untungnya, si sulung patuh saja pada si bungsu.
O ya, si bungsu ini memang kalau berbicara pakai gaya to the point saja kepada saya. Padahal, berutur kata yang ramah, menurut saya perlu agar sukses dalam pergaulan sosial. Untungnya ia hanya ketus ke saya saja, tapi kepada teman-temannya lumayan ramah.
Saya mengenang masa lalu, sebetulnya saya sudah merasa cukup punya dua anak lelaki. Tapi ketika empat tahun setelah anak kedua saya lahir, istri saya kembali hamil, dan ternyata yang lahir anak perempuan, lengkap sudah kebahagiaan saya dan istri.
Si bungsu ini tidak manja, padahal ada anggapan anak bungsu lebih dimanja, apalagi ia satu-satunya cewek. Tapi memang ia punya dua orang "pelindung" karena kedua kakaknya mau membantu atau memberikan bimbingan ketika si bungsu mengalami kesulitan.
Satu hal yang saya kaget dan saya apresiasi, ia sekarang menjadi pembaca novel yang rakus, termasuk novel-novel berbahasa Inggris. Saya perhatikan, tema-temanya banyak bersentuhan dengan emansipasi wanita. Novelis Indonesia yang disukainya Laksmi Pamuntjak dan Leila S Chudori.
Jadi, waktunya tidak lagi banyak tersita dengan drama Korea seperi saat masih kelas 3 SMA. Bagi saya ini menarik, mengingat ia menyenangi buku cetak, bukan buku digital. Tak heran, pengantar paket sering datang ke rumah mengantarkan buku pesanan si bungsu.Â
Tampaknya hobi membaca saya sudah turun ke si bungsu, padahal dua orang kakaknya tidak begitu. Saya kira, sikapnya yang semakin kritis, antara lain karena terpengaruh bacaannya itu. Tapi, hobi saya menulis, belum ada yang mengikuti.
Sewaktu masih di SMA, saya pernah menyarankan agar si bungsu pakai hijab, melihat di sekolahnya banyak siswi yang berhijab. Tapi jawabannya tegas, ia baru berhijab atas dasar keinginannya sendiri, bukan karena diminta orang lain, juga bukan karena teman-temannya.Â
Bahkan ia mengungkit bahwa ibunya sendiri baru berhijab di usia 40 tahun, karena ia mengingat dengan baik, saat ia masih kecil, ibunya masih belum berhijab. Betul, akhirnya tanpa diminta, ia berhijab sendiri sejak berstatus mahasiswi.
Saya memahami, tantangan ke depan tidaklah mudah dalam perkembangan teknologi yang demikian pesat. Semoga saja anak-anak saya, termasuk si bungsu, mampu menjalani kehidupannya dengan baik, tanpa melupakan bekal agama.Â
Oke, saya mengerti, tak satupun anak-anak saya yang tertarik menjadi orang kantoran seperti saya. Saya memang tidak akan mengarahkan apa profesi yang akan dijalaninya. Punya usaha sendiri meskipun kecil-kecilan, menjadi passion mereka, dan saya bersama istri sepenuhnya mendukung.