Pemakaian kata "dong", "deh" dan "sih", bukannya tidak ada di Kompasiana. Begitu juga akhiran "in" yang seharusnya "kan". Namun, sekali lagi, hal itu tidak mendominasi. Di blog lain boleh-boleh saja memakai bahasa suka-suka, tapi bukan di Kompasiana.
Tak sia-sia Kompasiana dilahirkan oleh grup Kompas. Sedikit banyak, gaya jurnalisme Kompas yang rapi dalam berbahasa, tidak menggunakan istilah yang provokatif karena lebih mengedepankan toleransi dalam keberagaman, menular kepada para kompasianer.
Tentu sah-sah saja, bila di Kompasiana, seperti juga di hampir semua media daring, muncul tulisan yang judulnya disusun sedemikian rupa (terutama pada tulisan tentang politik), sehingga memancing rasa ingin tahu pembaca. Toh, sepanjang judul tersebut memang disinggung pada isi tulisan, meskipun porsinya tidak banyak, sudah mencerminkan bahwa si penulisnya tidak bermaksud mengelabui pembaca.
Tanpa bermaksud menepuk dada, tak berlebihan bila dikatakan Kompasiana telah memberikan kontribusi yang memadai dalam mengembangkan blog yang berbahasa secara baik, bukan bahasa suka-suka. Dari sisi konten pun, Kompasiana telah menciptakan "Indonesia mini".Â
Inilah buah kerja keras para kompasianer, admin, pengelola dan semua pihak yang terlibat di Kompasiana. Selamat buat kita semua, semoga semakin sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H