Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Video Call Presiden dan Tenaga Kesehatan yang "Terpukul" Dua Kali

28 September 2020   09:33 Diperbarui: 28 September 2020   09:47 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal, kalau diingat berita di media massa sekitar tiga bulan lalu, betapa pembayaran insentif buat tenaga kesehatan yang telah dianggarkan, mengalami hambatan sewaktu mau dibagikan kepada yang berhak. Tak urung Presiden Jokowi pun tak bisa menyembunyikan kemarahan saat sidang kabinet yang membahas kemajuan penanganan Covid-19.

Sekarang soal insentif sudah terdistribusikan dengan baik. Tapi ada masalah baru, berkaitan dengan insentif sebesar Rp 300 juta sebagai kompensasi atau santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena merawat pasien Covid-19.

Dilansir dari cnnindonesia.com (2/9/2020), santunan kematian itu diprotes oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Menurut Wakil Ketua Umum PB IBI Adib Khumaidi, perlindungan terhadap tenaga kesehatan tidak melulu dengan mengucurkan insentif. Ia meminta pemerintah memastikan infrastruktur rumah sakit meliputi ketersediaan APD, obat, dan sumber daya manusia rumah sakit.

Harapan Adib Khumaidi tersebut rupanya sejalan dengan apa yang disampaikan Faisal saat vc dengan Presiden Jokowi. Hanya saja, Faisal lebih menekankan kepada masalah kekurangan tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19 di rumah sakit tempatnya bekerja.

Bila di Jakarta saja terjadi kekurangan tenaga kesehatan, berkemungkinan besar di daerah-daerah kondisinya bisa lebih parah. Padahal sekarang ada kecenderungan semakin menyebarnya pasien Covid-19 ke semua daerah. Di lain pihak, beberapa rumah sakit di daerah terpaksa tidak melayani pasien untuk beberapa hari karena banyak tenaga kesehatannya yang terpapar Covid-19.

Memang ada dua kali "pukulan" yang menyebabkan mendesaknya mencari tambahan tenaga kesehatan yang akan berdedikasi penuh untuk pasien Covid-19. Pertama, banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar dan bahkan meninggal dunia. Kedua, di lain pihak, jumlah pasien bertambah banyak. Sekarang setiap hati rata-rata ada penambahan 4.000-an orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Semoga saja pemerintah punya cara untuk menutupi kekurangan tenaga kesehatan tersebut. Itulah harapan setelah adanya vc yang begitu "mesra" antara Presiden Jokowi dengan dokter spesialis paru di atas.

dok. mediakita.co
dok. mediakita.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun