Hal lain yang perlu dibiasakan sejak muda dan diteruskan meskipun telah pensiun, adalah kegiatan berkumpul bersama keluarga, kerabat atau teman. Soalnya bila muncul rasa kesepian, kesendirian, ataupun perasaan tidak dihargai yang berlangsung kronik atau menahun, akan turut memicu damensia.
Jangan heran melihat ibu-ibu yang rutin ikut berbagai kelompok arisan, sering berjalan-jalan dengan teman kelompok arisan atau teman kelompok pengajiannya, akan lebih sehat ketimbang ibu-ibu yang tidak atau jarang berkumpul dengan teman-temannya.
Di lain pihak, anak dan cucu yang menjaga orang tua atau kakek-neneknya, banyak yang tidak sabar, bila yang dijaga sudah menderita damensia. Sering bapak atau ibu yang damensia mengaku belum makan dan meminta anaknya menyiapkan makanan, padahal sebelumnya sudah dua kali makan dalam waktu berdekatan.
Bahkan tidak jarang, antara anak dan orang tua terlibat pertengkaran karena sudah tidak nyambung jika terlibat dalam pembicaraan. Akhirnya ada anak yang tega menyerahkan orang tuanya untuk dititipkan di panti jompo, sesuatu yang sebetulnya dihindari dalam budaya di negara kita.
Intinya, bagi yang masih muda, rajinlah membiasakan diri melakukan beberapa hal yang telah ditulis di  atas agar saat lansia kelak tidak terkena damensia. Jangan sampai beranggapan bahwa damensia merupakan hal yang dimaklumi dan terjadi secara alami bagi semua orang tua. Anggapan yang keliru menghasilkan tindakan yang keliru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H