Ketika orang kota tidak memandang rendah orang desa, ketika itulah rasa nasionalisme mulai bersemi. Juga ketika saudara-saudara kita dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), termasuk pula yang berada di pedalaman, yang belum tercatat dalam administrasi pemerintah, kita pandang sebagai saudara-saudara kita sendiri yang layak berdiri setara dengan kita.
Rasa nasionalisme kita akan semakin diuji lagi ketika kita dalam bekerja tidak tergoda utuk korupsi. Kita mampu berkarya secara produktif dan berkualitas, sesuai profesi masing-masing. Antar profesi saling menghargai, bahkan termasuk antara majikan dengan asisten rumah tangga yang dipekerjakannya. Toh orang kecil pun punya kontribusi bagi kesuksesan orang besar.
Pengusaha tidak rakus membabat tanah pertanian dikonversi untuk berbagai proyek raksasanya, setelah berkolusi dengan pejabat yang memuluskan izin peralihan peruntukan tanah. Jangan pula melakukan penggusuran lahan di perkampungan padat penduduk, demi membangun berbagai gedung megah sekaligus meminggirkan masyarakat kecil.
Ketika kita mematuhi semua ketentuan yang berlaku, termasuk tertib mematuhi protokol kesehatan ketika berada di ruang publik, itu sudah berarti banyak dalam membangun rasa nasionalisme.
Kita tidak melakukan tindak kekerasan terhadap siapaun, termasuk pada keluarga sendiri, wanita dan anak-anak, juga tidak melakukan kekerasan seksual. Tidak terlibat narkoba, perdagangan manusia, merayu saudara sekampung untuk jadi TKW dengan iming-iming palsu, yang akhirnya malah menjerumuskan yang dibantu untuk bekerja di bidang prostitusi.
Tidak menghujat dan tidak melalukan ujaran kebencian kepada saudara kita yang pilihan politiknya berbeda, yang agamanya berbeda, yang sukunya berbeda, juga sangat diperlukan saat ini.
Nasionalisme itu sederhana, kita cukup menjadi warga negara yang baik saja, mematuhi peraturan yang berlaku, melaksanakan semua kewajiban kita, termasuk taat dalam membayar pajak.Â
Pemerintah pun harus pula melaksanakan kewajibannya, memberikan apa yang menjadi hak rakyat, jangan malah memeras rakyat. Sudahkah kita jadi seorang nasionalis yang baik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H