Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pasien Positif Covid-19 di Jakarta Didominasi oleh Pelajar, Mahasiswa, dan Pengangguran

15 Agustus 2020   12:50 Diperbarui: 15 Agustus 2020   12:58 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. antara foto, dimuat tirto.id

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang diolah oleh Litbang Kompas, harian Kompas (14/8/2020) menyajikan hal yang menarik. Dilihat dari jenis pekerjaan, pasien positif Covid-19 di Jakarta, ternyata didomimasi oleh kelompok yang belum atau tidak bekerja, yang dalam istilah sehari-hari disebut dengan pengangguran.

Hingga tanggal 5 Agustus 2020 lalu, di Jakarta tercatat 1.446 orang penganguran yang terpapar virus corona. Kemudian diikuti oleh kelompok pelajar dan mahasiswa sebanyak 1.302 orang. Tenaga kesehatan juga menjadi kelompok yang sangat rentan, dengan "menyumbang" 928 orang.

Berikutnya adalah karyawan swasta 696 orang, perdagangan 611 orang, pegawai negeri sipil 416 orang, pekerja migran 354 orang, anak buah kapal (ABK) 184 orang, lain-lain 92 orang, karyawan BUMN 84 orang, wiraswasta 63 orang, petugas kebersihan 48 orang, TNI/Polri 43 orang, karyawan BUMD 39 orang, pengemudi/ojek 31 orang, pemuka agama 19 orang, petugas satpam 16 orang, buruh 14 orang, pembantu rumah tangga 13 orang, dosen/guru 12 orang, dan narapidana 5 orang.

Dari data di atas, terlihat bahwa hampir semua profesi telah terwakili. Mungkin yang belum terbaca, dan bisa jadi masuk ke kelompok lain-lain adalah petani dan nelayan.  Secara statistik, tidak banyak di ibu kota yang berprofesi sebagai petani, namun bukan tidak ada. Kalau nelayan, warga DKI Jakarta yang berdomisili di Kepulauan Seribu, lumayan banyak.

Profesi wiraswasta juga terlalu luas pengertiannya. Berbagai penyedia jasa seperti tukang pangkas, tukang pijat, sampai yang citranya lebih terhormat seperti akuntan publik, notaris, pengacara, bisa jadi masuk kelompok wiraswasta ini.

Jelaslah, virus corona betul-betul tidak memandang bulu. Pemuka agama, penarik ojek, hingga pejabat tinggi, tidak ada yang terlewati. Makanya kalau ada yang merasa kebal, itu namanya tidak tahu diri,  dan sangat berisiko bila beraktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan.

Anak muda biasanya merasa tubuhnya sehat. Mereka sangat energik dan cenderung lalai dalam melindungi diri saat berkumpul dengan teman-temannya. Mungkin karena itulah pelajar dan mahasiswa menjadi kelompok yang mendominasi pasien positif Covid-19. Maka dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, metode jarak jauh dengan belajar secara online masih diperlukan.

Mereka yang menganggur pun diasumsikan banyak yang berusia muda, yakni mereka yang putus sekolah atau yang telah menamatkan pendidikan, baik hingga sekolah menengah maupun sudah bergelar sarjana, namun masih belum mendapatkan pekerjaan. 

Jika kelompok yang menganggur ini terpapar virus, barangkali berkaitan dengan aktivitasnya dalam mencari pekerjaan. Bisa jadi pula mereka tidak sepenuhnya menganggur, tapi bekerja serabutan secara terputus-putus, yang sangat mengandalkan kegiatan di luar rumah. 

Berdiam diri di rumah, ibarat mereka membiarkan diri kelaparan. Hal ini bisa teratasi bila misalnya bantuan sosial dari pemerintah atau pihak swasta dengan akurat bisa menyasar kelompok pengangguran ini.

Menarik pula mengamati, ternyata betul bahwa perkantoran sudah menjadi area yang rawan Covid-19. Coba saja lihat data di atas, kalau karyawan swasta digabung dengan pegawai negeri, karyawan BUMN dan BUMD, angkanya di atas 1.000 orang. Sangat besar, bukan? Itulah yang disebut dengan kluster perkantoran.

Justru area perkantoran tidak kalah rawan dengan pasar, karena dari data di atas, aktivitas perdagangan "hanya" memakan korban 611 0rang, jauh di bawah gabungan para karyawan dan pegawai negeri. Padahal, persepsi masyarakat, kantor relatif lebih tertib dalam menerapkan protokol kesehatan.

Adapun tenang tenaga medis, dari awal Covid-19 masuk negara kita, profesi ini sudah dibilang rawan. Makanya banyak sekali kita temui ucapan yang bernada memberikan apresiasi dan semangat, baik di media massa, maupun media sosial, yang ditujukan bagi tenaga medis. Karena dedikasi dan tanggung jawabnya, mereka harus berada di garis depan dalam merawat pasien Covid-19.

Mengingat DKI Jakarta hingga hari ini berada di posisi teratas dilihat dari jumlah pasien positif Covid-19 (pernah diambil alih Jawa Timur selama beberapa hari), maka gambaran di Jakarta mungkin bisa menjadi acuan bagi provinsi lain.

Berdasarkan data yang terdapat pada laman resmi Pemprov DKI Jakarta (jakarta.go.id), hingga 14 Agustus 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta sebanyak 28.438 orang. Salah satu keberhasilan Jakarta di banding rata-rata nasional adalah persentase pasien meninggal yang jauh lebih rendah, yakni 3,5 persen (data nasional 4,7 persen).

Namun yang mengkhawatirkan, setiap harinya di Jakarta ditemukan 400-an hingga 600-an pasien positif baru. Ini yang membuat posisi Jakarta kembali mengkudeta Jawa Timur dalam klasemen statistik Covid-19.

Alasan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hal itu sebagai hasil dari sistem jemput bola yang dilakukan petugas terkait dengan menyasar warga yang rawan terpapar virus untuk dilakukan tes. Soal memberikan penjelasan, Anies memang jago.

Apapun juga, kita berharap badai corona segera berlalu di negara kita tercinta ini. Kuncinya hanya satu, semua warga harus disiplin mematuhi protokol kesehatan.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun