Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dukungan Sapardi Djoko Damono terhadap Penyair Generasi Milenial

21 Juli 2020   08:10 Diperbarui: 21 Juli 2020   08:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka sekarang, berkat perjuangan Sapardi, kita telah memetik hasilnya. Ada banyak anak muda berbakat menjadi penerus gaya berpuisi Sapardi yang bernyanyi tersebut. Tak perlu jauh-jauh, di Kompasiana saja, menurut saya, paling tidak ada belasan kompasianer yang produktif menghasilkan puisi-puisi yang layak bersanding dengan penyair papan atas negeri ini.

Kompasiana menjadi wadah yang mampu menampung kreativitas secara spontan, sehingga peranannya sungguh strategis. Apalagi kesempatan bagi para penulis puisi untuk mempubilaksikan karyanya di media cetak arus utama, sangat terbatas sekali. 

Sebagai contoh, harian Kompas yang rutin saya baca, tidak lagi memberi tempat bagi puisi. Padahal, hingga tahun lalu, setiap terbitan edisi Sabtu, Kompas masih memuat puisi, tentu setelah diseleksi dari banyak sekali puisi yang diterima redaksinya. Sekarang, rubrik sastra yang masih terdapat di Kompas, hanya berupa cerpen saja, yang terbit setiap hari Minggu.

Kembali ke sosok Sapardi, yang juga menarik untuk dikenang, beliau ternyata merupakan satu di antara segelintir sastrawan yang sukses secara intelektual. Dalam bidang pendidikan formal, pujangga kelahiran Solo 20 Maret 1940 ini adalah alumni Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. 

Sapardi kemudian bekerja sebagai dosen di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia dan pernah menjabat sebagai dekan untuk periode 1995 hingga 1999. Tak heran bila penampilan Sapardi jauh dari gambaran penyair jadul yang terkesan urakan dan berambut gondrong.

Selamat Jalan Sapardi Djoko Damono. Sapardi-Sapardi lainnya siap melanjutkan perjuanganmu sebagai pahlawan yang memajukan kesusastraan Indonesia, termasuk yang dilakukan teman-teman kompasianer yang konsisten menulis puisi.

dok. kompas.com
dok. kompas.com
.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun