Bagi para pegawai yang menerima gaji setiap bulan, tanggal pembayaran gaji adalah hari yang paling menggembirakan. Dahulu, hingga dekade 1990-an, masih banyak instansi atau perusahaan yang memberikan gaji kepada para pegawainya secara tunai.Â
Maka kebahagiaan terbesar seorang pegawai adalah saat bendahara kantor menyerahkan amplop berisi gaji, lalu menandatangani daftar penerimaan gaji.
Setelah sistem pembayaran gaji dilakukan dengan sistem transfer ke rekening tabungan pegawai melalui bank yang bekerja sama dengan instansi atau perusahaan, maka kebahagiaan tersebut terjadi ketika ada notifikasi masuk ke gawai si pegawai. Tentu maksudnya notifikasi tentang masuknya sejumlah dana pembayaran gaji ke rekeningnya.
Para pegawai negeri, anggota TNI, dan Polri pasti sangat merindukan tanggal 1 setiap bulannya. Itulah hari gajiannya. Sedangkan para pensiunan, kebanyakan menerima uang pensiun setiap tanggal 5.
Nah, ada sedikit "penderitaan" bagi para pensiunan, di mana sebagian bank tidak mau memberikan fasilitas kartu ATM. Akibatnya, para pensiunan terpaksa antre mengambil uang secara langsung di kantor bank tempat mereka membuka rekening. Terkadang ada rasa kasihan melihat orang lanjut usia mengantre lama-lama seperti itu.
Tapi sebagian pensiunan malah senang bila lama mengantre, sepanjang dapat kursi untuk diduduki. Soalnya, mereka menjadikan kesempatan tersebut sebagai ajang bersilaturahmi dengan sesama teman senasib.
Ngomong-ngomong kenapa ada bank yang tidak mau memberikan fasilitas kartu ATM kepada para pensiunan?Â
Itu justru untuk membantu para pensiunan sendiri yang sering lupa password atau menjadi sasaran penipuan dari orang lain yang pura-pura mau membantu saat mengambil uang di ATM.
Benar juga sih, bukankah banyak orang tua yang gaptek dan takut salah pencet di keyboard mesin ATM. Namun ada satu hal yang dirahasiakan pihak bank. Sebetulnya juga ada alasan kekhawatiran, bila pensiunan menggunakan kartu ATM.
Kekhawatiran itu menyangkut lalainya ahli waris melaporkan kepada pihak bank atau lembaga yang menangani pensiunan seperti Taspen, bila si pensiunan telah meninggal dunia.Â
Dalam hal ini, pembayaran pensiun tetap mengalir setiap bulan yang diambil oleh ahli waris, padahal harusnya sudah dihentikan pembayaran pensiunnya.
Perlu diketahui, bila seorang pensiunan meninggal dunia, uang pensiunnya menjadi milik istri atau suaminya. Tapi bila suami istri sudah meninggal dunia dan anak-anaknya sudah berusia di atas 25 tahun atau sudah berkeluarga, pembayaran pensiun harus dihentikan.Â
Konon banyak pensiunan yang telah meninggal, tapi masih mendapatkan uang pensiun setiap bulan. Maka untuk mengatasinya, para pensiunan "dipaksa" datang langsung mengambil uang ke bank, yang sekaligus sebagai setor muka pertanda ia masih hidup.
Nah sekarang tentang karyawan perusahaan, baik BUMN maupun swasta, kebanyakan tanggal gajiannya adalah setiap tanggal 25. Pertanyaannya, kenapa tanggal tersebut yang dipilih? Kalau mengacu pada ketentuan dari kementerian yang membidangi ketenagakerjaan, tak ada keharusan harus gajian tanggal 25.
Dari referensi yang ada, belum ditemukan penjelasan yang memadai kenapa tanggal 25 yang dipilih. Ada yang mengatakan agar para pegawai bergembira sebelum sibuk bekerja di akhir bulan.Â
Pada beberapa perusahaan, kesibukan di akhir bulan memang menumpuk. Seperti orang bank, banyak melakukan penagihan kredit, agar pembukuan bank lebih cantik saat tutup bulan.
Ada pula yang berpendapat, gajian tanggal 25 biar pasar-pasar atau pusat perbelanjaan tidak saling berdesak-desakan setiap awal bulan. Jadi biarkan para pegawai negeri berbelanja di awal bulan, giliran karyawan swasta berbelanja di akhir bulan.
Tak heran bila pusat perbelanjaan akan penuh sekitar tanggal 25 sampai awal bulan berikutnya. Namun begitu menginjak pertengahan bulan, mulai agak sepi. Bagi yang punya penghasilan besar, tentu tidak jadi masalah mau berbelanja kapan saja. Justru pada tanggal-tanggal sepi, banyak pusat perbelanjaan yang memberi diskon buat barang-barang tertentu.
Hanya saja sejak terjadinya pembatasan sosial untuk pencegahan pandemi Covid-19, pola belanja masyarakat mulai beralih dengan memanfaatkan fasilitas perdagangan secara online. Di lain pihak, banyak pula mereka yang tidak lagi menerima gaji karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
O ya, meskipun tanggal gajian sudah diatur oleh sebuah perusahaan untuk dibayar setiap tanggal 25, dalam praktiknya bisa saja tidak pas seperti itu, biasanya kalau tanggal 25 jatuh pada hari libur.Â
Dalam hal ini ada perusahaan yang berbaik hati memajukan pembayarannya di hari kerja terakhir sebelum tanggal 25, tapi ada pula yang menundanya di hari kerja berikutnya setelah hari libur.
Namun sebetulnya secara teknis akuntansi di bank tempat suatu perusahaan membayar gaji karyawannya, sudah ada sistem salary crediting yang bisa diatur waktu pengkreditannya ke masing-masing rekening karyawan. Artinya, petugas bank tetap memproses di hari kerja sebelum hari libur, tapi baru akan masuk rekening karyawan, tepat di tanggal 25 sesuai dengan jam yang di-setting sebelumnya.
Demikian saja, sekadar bacaan ringan di hari Sabtu ini yang  kebetulan adalah tanggal 25 Juli 2020. Bagi pembaca yang menerima gaji, mari tetap bersyukur, terlepas dari berapapun besarnya. Gunakanlah gaji tersebut secara bijak. Pasti anda yang gajian hari ini bukan berstatus pegawai negeri, dan bukan juga pensiunan.
Namun, bagi Anda yang pegawai negeri juga tidak perlu bersedih. Terutama yang golongan kepangkatannya relatif rendah, mungkin terpaksa menahan keinginan untuk berbelanja di tanggal-tanggal tua seperti sekarang ini. Toh minggu di depan, Anda akan menerima gaji lagi, bahkan kabarnya juga akan menerima gaji yang ke-13.
Salah satu godaan bagi mereka yang mempunyai penghasilan tetap  adalah menjadikan slip gajinya dan dokumen bukti kepegawaiannya  untuk memperoleh kredit dari bank atau lembaga lainnya yang dibolehkan memberikan kredit.Â
Mohon dihitung dengan cermat, jangan sampai bagian terbesar dari gaji terpaksa dihabiskan untuk mencicil pembayaran utang.
Sedangkan bagi Anda yang bukan pegawai, berbahagialah, Anda punya rezeki yang tidak dibatasi jumlahnya. Anda bisa menerima penghasilan kapan saja, yang jika diakumulasikan dalam sebulan, bisa jauh lebih besar dari gaji bulanan teman Anda yang jadi pegawai.Â
Kuncinya terletak pada kreativitas dan konsistensi Anda dalam berjuang.
Apapun pekerjaan kita, lakukan dengan sebaik-baiknya. Rezeki masing-masing tidak akan tertukar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H