Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berlebaran Saat PSBB, Saya Tetap Tak Melihat Wajah Tetangga yang Misterius

27 Mei 2020   07:46 Diperbarui: 27 Mei 2020   07:52 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. radioismail.com

Jujur, saya memang penasaran ingin melihat wajah tetangga itu. Namun sejauh ini saya hanya berhasil melihat wajah para asisten rumah tangga, pengemudi mobil pribadinya, dan anaknya itu tadi. 

Kadang-kadang saya mengintip dari balik kaca rumah saya kalau terdengar pintu pagar rumah depan dibuka asisten rumah tangga. Kemudian sebuah mobil terlihat bergerak keluar. Dugaan saya, si juragan sudah duduk manis di dalam mobil berkaca gelap. Jelas intipan saya gagal.

Hal itu juga yang terjadi saat terdengar pintu pagar dibuka sekitar jam 9 malam. Itu pertanda tetangga saya sudah pulang dari tempatnya bekerja. Lagi-lagi setelah pagar ditutup (pagarnya lumayan tinggi), baru si tuan rumah membuka pintu mobil tanpa terihat dari luar rumah. Sepertinya sudah prosedur bakunya, naik dan turun mobil saat pagar depan dalam kondisi tertutup.

Konon yang di rumah sebelah kanan, berprofesi sebagai penyiar di salah satu stasiun televisi swasta, sedangkan yang tinggal di rumah sebelah kiri, seorang pengusaha. Yang pengusaha pernah saya lihat wajahnya satu kali, saat ia berada di teras lantai dua rumahnya lagi melongok ke luar. 

Yang penyiar televisi juga pernah saya lihat sekali dari belakang. Ketika itu ia tidak pakai mobil pribadi, tapi diantar pulang oleh orang lain. Pas turun dari mobil, saya melihat sekelabat. Orangnya tinggi, putih, kayaknya cakep (saya tidak melihat langsung wajahnya), usianya mungkin sekitar 35-40 tahun dan bergaya ala sosialita. Ia lebih muda dari tetangga yang di sebelah kiri.

Nah, sekarang tentang lebaran karena tulisan ini ditulis dalam suasana lebaran. Selama ini, sudah tiga kali lebaran, kedua rumah itu selalu kosong dengan lampu di teras depan dibiarkan hidup sepanjang siang dan malam. Hal itu berlangsung sejak dua hari sebelum lebaran sampai sekitar seminggu setelah lebaran. Kabarnya lagi, keduanya tidak mudik jauh-jauh , yang satu ke Bogor, yang satu lagi ke Sukabumi.

Tapi itu lebaran yang dulu-dulu. Lebaran tahun ini mereka stay at home, tentu karena pergerakan mereka dibatasi oleh PSBB. Namun jangankan bersilaturhmi, harapan saya untuk sekadar melihat wajahnya saja, masih sulit setengah mati. Alhasil, gitu deh, tetangga saya tetap misterius.

Dok. radioismail.com
Dok. radioismail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun