Hubungan saling membutuhkan antara artis di satu pihak dengan jutaan penggemarnya di pihak lain yang datang dari jauh dan berkorban banyak agar bisa bertemu idolanya, inilah yang terkadang, bila kebablasan, membawa petaka.
Maka di situ pulalah dibutuhkan peran seorang manajer profesional yang menjadi orang pertama yang seharusnya mampu mengelola aktivitas keseharian seorang artis.Â
Jangan heran kalau kita melihat artis besar di Amerika Serikat, Eropa, juga di Asia seperti Korea Selatan dan Jepang, sangat ketat dalam mengatur jadwal artis yang ditanganinya. Sejumlah bodyguard dipekerjakan khusus untuk mengawal si artis. Tapi ini pulalah yang membuat si artis jadi terkesan sombong, tidak peka terhadap jeritan penggemar.
Maka kembali pada Didi Kempot yang njawani, meskipun punya manajemennya sendiri, Didi sangat tidak tega menolak penggemar.  Didi yang memang berlatar belakang pemusik jalanan, merasakan sekali sebagai orang biasa, sama seperti para penggemarnya yang menamakan diri sebagai "sobat ambyar".
Jiwa sosialnya juga sangat tinggi, selalu aktif melakukan kegiatan amal, termasuk untuk penanganan Covid-19 yang mewabah. Didi juga menjadi duta anti narkoba, hal yang sangat positif mengingat banyak artis yang terjerat narkoba.
Jadi, boleh-boleh saja Tarzan berpendapat bahwa Didi Kempot adalah korban dari kerendahhatiannya sendiri. Namun, kembali harus diyakini kalau urusan maut adalah salah satu misteri ilahi. Â Tak bisa juga kesalahan ditimpakan pada para penggemar, karena Didi sendiri sudah menyatu dengan sobat ambyar.
Tulisan ini seharusnya saya tutup sampai di sini. Tapi salah satu stasiun televisi yang lain tengah menayangkan wawancara dengan Andy F. Noya yang terkenal dengan acara Kick Andy-nya.
Andy mengenang pernah mengundang Didi Kempot sebagai bintang tamu di acara Kick Andy. Didi saat itu menyampaikan bahwa ia sangat tak menyangka, setelah sekian lama kariernya sebagai penyanyi datar-datar saja, saat merasa sudah cukup begitu saja, eh tahu-tahu entah angin dari mana mengangkatnya ke tangga popularitas yang tertinggi.
Didi bilang bahwa ia sekarang punya uang banyak, tapi juga mempertanyakan apa rencana Tuhan untuk dia, kok tiba-tiba diberi uang yang sangat banyak, karena ia tidak ingin sombong. Rupanya misterinya terjawab sudah, Didi dipanggil-Nya di saat puncak kariernya, dengan pesan moral yang jelas, manusia jangan sombong dengan apa yang dipunyainya.
Selamat jalan Didi Kempot. Ragamu boleh pergi, tapi karya-karyamu abadi sebagai warisan yang sangat berharga.